Kamis 24 Mar 2022 17:36 WIB

Rayz UMM Hotel Hadirkan Kuliner Ramadhan Khas Yogyakarta

Tiga menu utama khas Yogyakarta akan disajikan setiap hari selama Ramadhan.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Rayz UMM Hotel merilis menu Ramadan bertemakan kuliner Yogyakarta di Malang, Kamis (24/3/2022).
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
Rayz UMM Hotel merilis menu Ramadan bertemakan kuliner Yogyakarta di Malang, Kamis (24/3/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Rayz UMM Hotel baru saja meluncurkan kuliner khusus Ramadhan Khas Yogyakarta, Kamis (24/3/2022). Kegiatan ini dihadiri oleh sejumlah undangan termasuk perwakilan korporasi.

Hotel Manager Rayz UMM Hotel, Yanuar Arifien mengatakan, pihaknya akan mengenalkan makanan yang khusus ditawarkan pada buka bersama pada Ramadan mendatang. "Yang (kegiatan puasanya) akan dimulai 2 April sampai 1 Mei 2022," kata Yanuar di Rayz UMM Hotel.

Pada tahun lalu, Rayz UMM Hotel sukses mendapatkan animo masyarakat dengan menyajikan ikon nasi liwet. Kemudian pada Ramadhan kali ini, pihaknya mencoba menyajikan kuliner khas Yogyakarta.

Dengan kata lain, menu utamanya antara lain gudeg komplit, mi lethek, dan soto lenthok.  "Ini aslinya dari Yogyakarta, Bantul. Kita ambil asli dari Bantul. Dengan yang ini, kita kombinasikan dengan 31 menu dari food and beverage," ujarnya.

Chef Rayz UMM Hotel, Cucun Rusmana menambahkan, tiga menu utama khas Yogyakarta akan disajikan setiap hari selama Ramadhan. Menu ini akan dikombinasikan dengan kuliner lainnya yang berubah setiap hari.

Misalnya ada jajanan pasar, aneka es campur, kolak, jenang dan sebagainya. Menurut Cucun, seluruh menu tersebut dibanderol dengan harga Rp 120 ribu. Pengunjung bisa menikmati sepuasnya dengan pilihan makanan yang tersedia.

Cucun tak menampik, kuliner Yogyakarta akan lebih menonjolkan rasa gurih dan manis. Hal ini terutama untuk kuliner mi lethek yang bahannya banyak menggunakan kecap manis.

Menurutnya, mi lethek pada dasarnya berbahan singkong kering. Tidak ada bahan pengawet sehingga dipastikan termasuk kuliner sehat. "Dibilang lethek karena warna minya tidak kuning atau putih, tapi keruh. Itu yang membedakan dengan mi biasa," kata pria yang berdarah Sunda ini.

Sementara itu, untuk rasa soto lenthok pada dasarnya hampir sama dengan soto ayam. Yang membedakan, ada bahan singkong yang diolah menjadi bentuk potongan sehingga menjadi ciri khas. Ada rasa gurih pada soto tersebut sehingga cukup enak untuk dinikmati masyarakat Malang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement