Jumat 25 Mar 2022 15:39 WIB

Jogo Santri Dapat Diaplikasikan untuk Cegah TBC

Para santri akan bisa berperan sebagai agen perubahan di bidang kesehatan.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Muhammad Fakhruddin
Jogo Santri Dapat Diaplikasikan untuk Cegah TBC (ilustrasi).
Foto: Dok Republika
Jogo Santri Dapat Diaplikasikan untuk Cegah TBC (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG -- Program 'jogo santri' yang telah diimplementasikan dalam penanganan Covid-19 di lingkungan pondok pesantren --diharapkan-- juga  dapat diimplementasikan untuk mendukung eskalasi program- program kesehatan lainnya di Jawa Tengah.

Dengan begitu pondok pesantren akan memiliki kemampuan untuk mencegah dan menangkal berbagai ancaman penyebaran penyakit di lingkungannya maupun dalam mendukung program kesehatan masyarakat yang ada disekitar lingkungan pondok pesantren.

Baca Juga

"Misalnya dalam mencegah epidemi penyakit Tuberkulosis (TBC) di lingkungan pondok pesantren," ungkap Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen saat memberikan sambutan dalam webinar peringatan Hari TB se-Dunia 2022, Jumat (25/3/2022).

Dengan pengalaman yang sudah dimiliki saat melakukan penanganan Covid-19, Jogo Santri bisa diaplkasikan juga untuk mendorong program pencegahan TBC dan mendukung program kesehatan pemerintah yang lainnya.

Ponpes --dengan nilai- nilai ajaran moral-- sangat mendukung dan berusaha mewujudkan program kesehatan pemerintah di lingkungannya. "Maka para santri akan bisa berperan sebagai agen perubahan di bidang kesehatan," lanjutnya.

Dalam webinar bertajuk 'Invest to end TB, Save Lives' kali ini, wagub juga menyampaikan, lingkungan pondok pesantren menjadi salah satu wilayah yang cukup rentan terhadap penularan penyakit TB.

Karena pondok pesantren merupakan  salah satu lingkungan tempat tinggal yang padat oleh berbagai aktivitas belajar maupun aktivitas keagamaan yang dilakukan para santriwan dan santriwati. 

"Dengan berbagai kegiatan para santri yang padat dan saling berinteraksi setiap harinya, keadaan seperti ini juga menjadi salah satu faktor tinggi risiko penularan penyakit, salah satunya TB," lanjut Taj Yasin.

Ia juga menjelaskan, sejak pandemi Pemerintahan Provinsi (Pemprov) menggulirkan program Jogo Tonggo untuk menanggulangi dampak pandemi Covid-19. Program ini kemudian  dikembangkan menjadi Jogo Santri dan Jogo Kiai.

Hingga saat ini sudah banyak pondok pesantren yang memiliki kesadaran terhadap masalah kesehatan. Menurutnya, ini dapat menjadi pintu masuk bagi pemerintah untuk turut mengampanyekan upaya pencegahan epidemi TBC. 

Sebab wagub mengaku sudah lama memiliki keinginan agar kampanye mengenai pencegahan penyakit TBC juga bisa dilaksanakan di lingkungan pondok pesantren dan saat ini semakin banyak ponpes yang aware terhadap kesehatan.

Maka tingginya kesadaran kesehatan di lingkungan pondok pesantren ini bisa menjadi jalan untuk meweujudkan keinginan tersebut. "Apalagi,  masyarakat yang dekat dengan pondok, sangat takdim dengan tokoh- tokoh di pesantren yang dekat dengan lingkungan mereka," tegas Taj Yasin.

Masih terkait penanganan TBC, lanjut wagub, Pemprov Jawa Tengah juga sudah menjalankan berbagai strategi untuk penanggulangan TBC, misalnya  peningkatan akses layanan Tuberkulosis yang bermutu dan berpihak pada pasien.

Selain itu juga dijalankan penguatan kepemimpinan program berbasis kabupaten/ kota. Kemudian upaya pengendalian infeksi dan optimalisasi pemberian pengobatan pencegahan TBC juga dijalankan.

"Selain itu juga diupayakan pemanfaatan hasil riset dan teknologi skrining, diagnosis dan tatalaksana Tuberkulosis, peningkatan peran serta komunitas, mitra dan multisektor lainnya dalam eliminasi Tuberkulosis, serta penguatan manajemen program," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement