Rabu 30 Mar 2022 16:15 WIB

Pemantauan Minyak Goreng di Yogyakarta Digencarkan

Hal ini untuk memastikan distribusi migor berjalan lancar hingga ke konsumen.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Anggota Polda DIY melakukan pengecekan harga dan persediaan Sembako di Sleman, Yogyakarta, Selasa (29/3/2022). Polda DIY bersama Satgas Pangan Polres Sleman melakukan pengecekan persediaan dan harga sembako ini dilakukan jelang Ramadhan. Terutama untuk persediaan minyak goreng, beras, dan gula pasir.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Anggota Polda DIY melakukan pengecekan harga dan persediaan Sembako di Sleman, Yogyakarta, Selasa (29/3/2022). Polda DIY bersama Satgas Pangan Polres Sleman melakukan pengecekan persediaan dan harga sembako ini dilakukan jelang Ramadhan. Terutama untuk persediaan minyak goreng, beras, dan gula pasir.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemantauan minyak goreng (migor) curah maupun kemasan di Kota Yogyakarta terus digencarkan. Hal ini mengingat ketersediaan migor curah masih langka di Kota Yogyakarta.

Pemantauan dilakukan oleh satgas pangan, termasuk Polri. Salah satunya pemantauan yang dilakukan di distributor migor yang ada di Gedongtengen, Kota Yogyakarta, Rabu (30/3) ini.

Panit Reskrim Polsek Gedongtengen, Aiptu Siwi Hariyadi mengatakan, untuk ketersediaan migor khusus yang kemasan masih mencukupi kebutuhan masyarakat. Di distributor migor di Gedongtengen tersebut, masih tersedia ribuan karton stok migor kemasan.

"Stok mencukupi dengan tersedia pasokan datang migor merek Hemart 2.200 karton, untuk stok hari ini 2.526 karton, kemudian dijual 3.054 karton," kata Hariyadi di Yogyakarta, Rabu (30/3).  

Ia menyebut, pemantauan dilakukan untuk memastikan distribusi migor berjalan lancar hingga ke konsumen. Selain itu, pemantauan ini juga dilakukan agar harga migor yang dijual sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) yang sudah ditetapkan pemerintah untuk migor curah dan untuk kemasan dilepas sesuai harga pasar tertinggi.

Hariyadi menuturkan, distributor tersebut mendistribusikan migor ke pedagang migor di beberapa pasar rakyat yang ada di DIY. Termasuk didistribusikan ke toko-toko ritel.

"Sedangkan harga beli Rp 266.300 per karton dan harga jual Rp 272.300 per karton," ujarnya.

Pemantauan juga dilakukan langsung ke pedagang migor. Untuk harga jual migor kemasan saat ini per liternya berkisar antara Rp 24 ribu sampai Rp 25 ribu per liter.

"Merek Fortune dijual Rp 24 ribu per liter dan merek Hemart dijual Rp 25 per liter," kata Bhabinkamtibmas Warungboto Polsek Umbulharjo, Aipda Tri Hartanto.

Ia meminta agar pedagang mengikuti aturan penjualan migor sesuai dengan kebijakan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. "Sehingga tidak merugikan masyarakat," ujarnya.

Kepala Bidang Ketersediaan Pengawasan dan Pengendalian Perdagangan Disdag Kota Yogyakarta, Sri Riswanti mengatakan sebelumnya bahwa ketersediaan migor curah masih sulit menjelang Ramadhan ini. Hal ini berbeda dengan migor kemasan yang ketersediaannya melimpah.

"Hari ini kami mengkonfirmasi dari beberapa distributor di Kota Yogyakarta maupun Sleman yang berdekatan dengan Kota Yogya, sampai hari ini pasokan untuk migor curah bisa dikatakan sulit sekali," kata Kepala Bidang Ketersediaan Pengawasan dan Pengendalian Perdagangan Disdag Kota Yogyakarta, Sri Riswanti di Balai Kota Yogyakarta, Selasa (29/3).

Masih langkanya migor curah di DIY termasuk Kota Yogyakarta dikarenakan tidak adanya pasokan dari Jawa Tengah. Pasalnya, untuk pasokan minyak goreng di DIY, sebagian besarnya dipasok dari Semarang, Jawa Tengah.

"DIY dan Jawa Tengah itu satu regional pasokan (untuk migor), tapi memang di Semarang sendiri kami cek barangnya masih kosong," ujar Sri.

Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, pasokan migor yang masuk ke DIY juga ada yang didatangkan dari Jawa Timur. Ketersediaan minyak goreng di Jawa Timur, katanya, tidak terkendala baik migor curah maupun yang kemasan.

"Distribusi di Jawa Timur tidak ada kendala. Memang migor ini berlaku di pelabuhan Jatim, kesulitan karena di Jateng belum siap untuk pasokan dengan standar yang diinginkan. Jadi Jatim yang paling siap, jadi ketika Yogya ada pasokan itu sebagian diambil dari Jatim," jelasnya.

Sementara itu, untuk harga migor curah masih di atas HET yakni rata-rata Rp 18 ribu sampai Rp 20 ribu. Sri mengungkapkan, masih tingginya harga migor curah dikarenakan harga saat sampai di pedagang sudah tinggi.

"Di pasar masih kita temukan pedagang yang menjual Rp 20 ribu, ketika ditanya pedagang (menyebut) belinya sudah di atas Rp 18 ribu," katanya.

Menjelang Ramadhan, pihaknya juga mengetatkan pengawasan dan operasi pasar, terutama terkait migor. Direncanakan akan dilakukan operasi pasar pada Jumat (1/4) nanti di beberapa pasar rakyat, di tingkat distributor dan toko ritel yang ada di Kota Yogyakarta.

"Sejak terjadinya kelangkaan (migor), untuk Kota Yogya sudah melaksanakan operasi pasar sejumlah delapan kali. Hari ini di dua pasar yakni Kranggan dan Prawirotaman. Jumlahnya total sejak terjadi kelangkaan pada Januari sampai hari ini, hampir 54 ton yang sudah kami lakukan operasi pasar," ujar Sri.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement