REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berusaha meningkatkan spiritualitas melalui Kajian Tarhib Ramadhan. Agenda yang dilaksanakan di Dome UMM tersebut turut mengundang Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur periode 2010 hingga 2015 Prof Thohir Luth sebagai pemateri, beberapa waktu lalu.
Thohir mengungkapkan, kitab-kitab klasik maupun kontemporer telah disebutkan nama-nama lain dari puasa serta tujuannya. Secara umum simpulan yang bisa diambil yakni menjadi seorang muttaqin sebagaimana yang tertera di surat Albaqarah ayat 183.
Menurut Thohir, seorang muttaqin itu memiliki integritas yang mumpuni, baik secara pribadi maupun integritas sosial. Muttaqin juga merupakan orang-orang yang memiliki kesholehan, baik secara individual serta sosial.
"Maka sebagai manusia, kita membutuhkan kekuatan yang dapat membantu dan menginspirasi. Satu di antaranya yakni kekuatan spiritual hablum minallah seperti berpuasa,” katanya.
Ia menjelaskan, Imam Ghazali dalam kitabnya menyebutkan kata shiyam lebih berkaitan dengan menahan diri atas persoalan diri yang berhubungan dengan material. Sementara itu, kata shoum yang hanya tertera di surat Maryam dimaknai pada menahan diri akan persoalan spiritual.
Dengan kata lain, selalu ingin serta selalu semakin dekat dengan Allah SWT. Ia juga mengajak para dosen dan karyawan UMM menyambut Ramadhan dengan sebaik-baiknya. Kemudian nantinya bisa memunculkan kesan akhir untuk menjadi pribadi yang berintegritas.
Lebih banyak menampakkan keteladanan dalam kehidupan kapan pun dan di mana pun berada. Pada sirah nabawiyah, umat dapat melihat bahwa suksesnya syiar Islam yang dibawa Rasulullah bukan karena banyaknya ucapan di atas mimbar.
Namun lebih kepada keteladanan yang selalu ditampakkan hingga mampu mencairkan mereka untuk memeluk agama Islam. "Sekali lagi, semoga Ramadhan kali ini bisa menjadikan kita manusia-manusia yang beriman dan bertakwa,” ungkapnya.
Sementara itu, Rektor UMM Fauzan menjelaskan, Ramadhan selalu datang di setiap tahunnya. Namun, tidak semua orang dapat memenuhi datangnya bulan suci tersebut. Ada yang terhalang faktor usia dan kematian.
Adapula alasan kedua yang lebih berbahaya yakni kurangnya sensitivitas akan esensi Ramadhan yang dimiliki. “Maka, kajian tarhib ini menjadi salah satu upaya menghidupkan rasa tersebut agar Ramadhan kali ini dapat diisi dengan hal-hal baik dan bermanfaat,” kata dia.
Selama bulan puasa, para karyawan dan dosen Kampus Putih akan senantiasa diajak untuk mengidentifikasi diri melalui kegiatan yang bernuansa spiritual. Fauzan juga berpesan untuk menjalankan ibadah puasa yang sebenar-benarnya, bukan hanya menahan lapar dan haus semata.