REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Karantina Pertanian Surabaya memfasilitasi ekspor cokelat bubuk seberat 32 ton atau setara Rp 1,2 miliar dengan negara tujuan Australia. Kepala Karantina Pertanian Surabaya, Cicik Sri Sukarsih memastikan, bubuk cokelat yang diberangkatkan melalui Pelabuhan Tanjung Perak tersebut telah melewati sejumlah pemeriksaan pemenuhan persyaratan teknis sesuai yang ditetapkan di negara tujuan.
"Kami memastikan keamanan dan kesehatan komoditas yang akan diekspor telah sesuai dengan sanitary and phytosanitary (SPS) measures negara tujuan," kata Cicik.
Ia menambahkan, untuk percepatan layanan sertifikasi ekspor, pihaknya telah memberikan layanan inline inspection kepada eksportir sebagaimana peraturan yang ada. Selain menpercepat, layanan ini juga ditujukan untuk memitigasi risiko organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) dalam seluruh rangkaian proses produksi eksportir.
Manager PT Cargill Indonesia, Agung Ketika mengaku, Karantina Pertanian Surabaya telah memberikan layanan terbaiknya, khususnya bagi layanan sertifikasi ekspor. Sehingga perusahaan yang dipimpinnya bisa lebih mudah melakukan ekspor bubuk cokelat ke Australia.
"Keberhasilan kami dalam mengembangkan sayap hingga makin banyak pasar ekspor, tentunya tak lepas atas dukungan dan peran Karantina Pertanian Surabaya,” jelasnya.