REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG -- Menghadapi momentum hari raya Idul Fitri 1443 Hijriah, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo meminta pasokan BBM di daerahnya harus aman. Bahkan hingga masa layanan arus mudik dan arus balik Lebaran usai.
Terkait permintaan ini, telah disampaikan Gubernur Jawa Tengah dalam pertemuan dengan PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah (RJBT), yang membahas kesiapan Pertamina untuk menghadapi mudik Lebaran tahun ini.
“Khusus di wilayah yang padat oleh mobilitas masyarakat, jalur- jalur alternatif serta dalam keadaan darurat sekalipun, ketersediaan BBM harus aman,” ungkapnya, di Semarang, Jawa Tengah, Selasa (12/4/2022).
Ganjar mengatakan, dalam pertemuan dengan Pertamina sudah membahas agar menyiapkan suplai BBM di area- area yang dimugkinkan bakal padat. Maka modularnya harus disiapkan dari sekarang.
Hal itu selaras dengan kebijakan atau aturan- aturan yang harus dilaksanakan di lapangan untuk menghadapi kebijakan mudik Lebaran saat ini. Misalnya terkait kenaikan harga Pertamax yang berdampak migrasi konsumen ke BBM jenis Pertalite.
Terlebih --berdasarkan laporan dari Pertamina-- sudah ada sekitar lima persen. Pertalite menjadi BBM idola pascakenaikan harga BBM jenis Pertamax. Maka ketersediaannya tetap harus disosialisasikan sosialisasi ke masyarakat.
“Harus disampaikan bahwa ketersediaan ada, diamankan dan sebagainya --termasuk solar-- untuk angkutan umum. Tadi laporannya sih mereka (Pertamina) sudah siap,” tegasnya.
Gubernur juga menyampaikan, mudik lebaran tahun ini memang menjadi perhatian khusus dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah. Sebab animo masyarakat diperkirakan bakal meningkat.
Ini didasarkan pada prediksi tiga survei yang dilakukan oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sejak pertengahan Februari 2022 sampai dengan akhir Maret 2022.
Survei pertama yang dilaksanakan pada 14 - 28 Februari 2022, jelasnya, potensi pergerakan mudik secara nasional sebanyak 20,3 persen atau sekitar 55 juta jiwa. Jumlah itu meningkat pada survei kedua(9 - 21 Maret 2022) atau setelah ada penghapusan syarat tes antigen bagi pelaku perjalanan dalam negeri.
Di mana hasil survei ini menngkat menjadi 29,4 persen atau 79,4 juta jiwa. “Survei berikutnya, 22 - 31 Maret 2022 kemarin dan setelah didorong pengumuman vaksin sebagai syarat perjalanan, potensi pergerakan mudik naik menjadi 31 persen atau 85,5 Jura orang,” tambahnya.
Oleh karena itu, Jawa Tengah perlu menyiapkan scenario- skenario untuk karena distribusi pemudik bakal menjadi yang tertinggi.
Jumlah pemudik ke Jawa Tengah diprediksi bakal mencapai 27,5 persen, Jawa Timur sebanyak 19,6 persen baru diikuti oleh provinsi lainnya. “Perkiraan 23,5 juta orang, jadi ini cukup serius untuk kita menyiapkan penanganan yang baik kepada para pemudik,” tandas Ganjar.