REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) Kemenag RI menggandeng PT Duta Digital Informatika (Dugi) dalam akselerasi digitalisasi pembelajaran di madrasah. Program ini dikembangkan dalam Workshop Berpetualang Digital Dalam Belajar dengan Google Workspace for Education.
Dugi merupakan mitra resmi Google yang mengembangkan dan mewujudkan layanan publik dan korporasi kelas dunia melalui dukungan teknologi yang disumbangkan oleh Google.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam, M Ali Ramdhani menyebutkan langkah ini menjadi salah satu upaya untuk menghadirkan layanan pendidikan terkini serta termuktahir untuk siswa-siswa di madrasah, salah satunya dengan menghadirkan Google melalui Workspace for Education miliknya.
"Hari ini kita ingin menciptakan anak-anak biar kelak menjadi pelaku utama dalam sebuah poros kemajuan, mereka tidak berada pada sudut-sudut perkembangan zaman, mereka tidak berada pada pojok-pojok pembangunan tetapi mereka adalah objek sekaligus subjek dari sebuah pembangunan," katanya, Senin (11/4/2022) dilansir situs Kemenag RI hari ini.
Ia mengaku, Google saat ini memang unggul dalam dunia digital apalagi berbasis kepada cloud system. Akan tetapi di daerah tertentu yang tidak menjangkau internet akan menjadi permasalahan. "Jadi kalau Chrome produknya Google mampu menjawab tantangan bahwa dia tidak sekadar bisa bekerja dalam sebuah ruang yang tidak terkoneksi bagaimana, apakah dia wajib terkoneksi dan lain sebagainya itu akan menjadi tantangan khusus," jelasnya.
Sementara itu, Country Lead Google Education Indonesia, Olivia Husli Basrin, mengatakan Google for Education sudah hadir di Indonesia sejak tahun 2017 yang membantu transformasi pendidikan di Indonesia.
Ia memaparkan Google for Education terdiri dari tiga pilar, pertama perangkat Chrome, kemudian platfom pembelajaran Google Workspase for Education, serta memberi pelatihan kepada guru untuk bisa membantu proses digitalisasi pendidikan.
Menurutnya, transformasi digitalisasi pendidikan sudah menjadi satu keharusan karena akan terus mengubah proses belajar mengajar hingga ke depannya. "Tentunya akselerasi dari pada transformasi itu terjadi karena pandemi Covid-19, di mana pada saat itu pembelajaran harus dilakukan secara daring," jelasnya.
Kemajuan teknologi mengubah pola yang selama ini sudah dijalankan dalam proses belajar dan mengajar. Sehingga kata dia, transformasi digitalisasi pendidikan sudah menjadi satu keharusan karena akan terus mengubah proses belajar mengajar hingga ke depannya. "Semoga bisa terus bermanfaat bagi rekan-rekan di Pendis dan tentunya agar pendidikan madrasah terus maju sehingga menjadi yang terdepan," katanya.