Rabu 13 Apr 2022 16:49 WIB

PLN Gencarkan Upaya Transisi Menuju Energi Bersih

Pelanggan membuktikan eksistensinya dalam berkontribusi mengurangi emisi karbon.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Muhammad Fakhruddin
PLN Gencarkan Upaya Transisi Menuju Energi Bersih (ilustrasi).
Foto: Antara/Ampelsa
PLN Gencarkan Upaya Transisi Menuju Energi Bersih (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- PT PLN (Persero) menandatangani kerja sama pemenuhan tenaga listrik yang berasal dari pembangkit energi baru terbarukan (EBT) melalui pembelian 70 ribu unit Renewable Energy Certificate (REC) atau setara dengan 70 ribu megawatt-hours (MWh) dengan beberapa perusahaan di Jawa Timur. Perusahaan yang dimaksud ada PT Otsuka Indonesia, PT Widatra Bhakti, dan 6 pabrik milik PT HM. Sampoerna.

EVP Retail PLN Regional Jawa, Madura, Bali, Abdul Farid memaparkan pelaksanaan penandatanganan kerja sama kontrak pembelian REC merupakan bukti nyata kolaborasi untuk transisi menuju energi terbarukan. Hal ini juga sejalan dengan komitmen PLN untuk mendukung pencapaian target 23 persen bauran energi terbarukan pada 2025 dan netral karbon pada 2060.

Baca Juga

"Kami sangat menyambut baik komitmen PT Otsuka Indonesia dan PT HM Sampoerna untuk mendorong penggunaan 100 persen energi terbarukan melalui REC. REC menjadi instrumen paling penting dalam menurunkan emisi. Kerja sama ini merupakan bukti nyata bahwa sektor industri mengambil peran luar biasa dalam transisi energi terbarukan," kata Abdul Farid, Rabu (13/4/2022).

General Manager PLN UID Jawa Timur, Lasiran menjelaskan, kesepakatan yang dijalin merupakan bukti PLN terus memperluas kerja sama pemenuhan tenaga listrik dari pembangkit berbasis EBT. Lasiran mengungkapkan, hingga Maret 2022, tercatat sekitar 30 ribu MWh energi terbarukan dari PLTP Kamojang telah digunakan oleh pelanggan enterprise di Jawa Timur.

 

"Kami sampaikan pula manfaat yang didapat pelanggan dengan REC ini banyak. Salah satunya yaitu memperoleh opsi pengadaan untuk pemenuhan target 100 persen penggunaan EBT yang transparan dan diakui secara internasional. Kemudian tanpa mengeluarkan biaya investasi untuk pembangunan infrastruktur," kata Lasiran. 

Selain itu, lanjut Lasiran, pelanggan juga membuktikan eksistensinya dalam berkontribusi mengurangi emisi karbon. Yakni dengan cara menggunakan energi yang berasal dari pembangkit EBT di Indonesia dalam menjalankan bisnisnya.

Kontrak pembelian REC juga memberikan dampak bagi pemerintah yang tengah mendorong transisi energi menuju karbon netral 2060. Diharapkan, masifnya kontrak pembelian REC di sektor industri dapat mendorong pertumbuhan pasar nasional energi terbarukan, sehingga dapat mempercepat pencapaian target bauran energi. 

Deputy PT Otsuka Indonesia, Yasutaka Emoto menyampaikan, perusahaannya tengah memberikan perhatian penuh terhadap isu-isu lingkungan. Termasuk terus berupaya untuk berkontribusi mengurangi emisi karbondioksida.

"Tentu saja ini bukan hal yang mudah, mengingat posisi kami sebagai perusahaan farmasi terkemuka yang mana isu-isu lingkungan berdampak besar pada kesehatan manusia," kata dia.

Engineering Manager East PT HM Sampoerna, Johanes Tanumihardja menyatakan, Sampoerna sebagai bagian dari perusahaan multinasional, selalu berusaha meningkatkan laju inisiatif terkait karbon nertral. Penandatanganan REC untuk 6 pabrik di Jawa Timur, kata dia, menjadi langkah awal dalam mengakselerasi upaya tersebut.

"Target kami jelas yakni mewujudkan 100 persen factories carbon-neutral certified worldwide di tahun 2025,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement