REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Pemerintah Amerika Serikat melalui Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Surabaya menjajaki peluang investasi dan kemitraan antar bisnis jangka panjang dan berkelanjutan di Provinsi Jawa Timur.
"Amerika Serikat memiliki kemitraan jangka panjang yang baik di Jawa Timur, dan kami terus mendorong pertumbuhan ekonomi yang berfokus pada inovasi, kewirausahaan, dan teknologi," kata Konsul Jenderal AS Jonathan Alan dalam sambutannya di pembukaan seminar berjudul "Let's DO-it: Connecting the United States with Eastern Indonesia Business" di Surabaya, Rabu (13/4/2022).
Seminar tersebut terselenggara atas kerja sama Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Surabaya dengan badan pemerintah yang berbasis di Kedutaan Besar AS di Jakarta, di antaranya U.S. Foreign Commercial Service (FCS), U.S. International Development Finance Corporation (DFC), dan U.S. Trade and Development Agency (USTDA).
Pada seminar tersebut juga mengundang 43 CEO dan pemilik perusahaan di Jawa Timur. Mereka diundang untuk menjajaki peluang investasi Pemerintah AS serta kemitraan antar bisnis. Tidak hanya itu, beberapa perwakilan dari Pemerintah Amerika Serikat juga turut hadir dalam acara tersebut, yaitu Paul Taylor dari FCS, Hanna Yolanda dari USTDA, dan Douglas Midland dari DFC. Joe Christofanelli dari Ernst & Young (EY) juga berpartisipasi secara virtual sebagai salah satu pembicara yang diundang dalam acara tersebut.
Sebagai bentuk dukungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Wakil Gubernur Jatim Emil Dardak juga turut menghadiri acara seminar ini untuk memperkuat kemitraan AS-Indonesia dalam bidang perdagangan, peluang investasi di bidang ekonomi digital, serta proyek-proyek yang berkaitan dengan teknologi.
Jonathan Alan mengatakan, salah satu dampak positif jangka panjang dan berkelanjutan terbesar yang dimilikinya adalah melalui kemitraan antarbisnis yang menciptakan lapangan kerja, memacu inovasi, dan mewujudkan pemahaman yang lebih baik antara Amerika Serikat dan masyarakat Indonesia.
"Melalui acara ini, kami berharap untuk dapat memperkenalkan banyak peluang investasi bagi perusahaan Indonesia di Amerika Serikat," kata Atase Komersial FCS Paul Taylor menambahkan.
Menurut Paul, investasi strategis oleh eksportir Indonesia di AS akan membantu meningkatkan ekspor barang-barang manufaktur serta menambahkan jumlah lapangan pekerjaan yang berkualitas, baik di Jawa Timur maupun di seluruh Indonesia.
Diketahui di Jawa Timur sendiri, Amerika Serikat memiliki tingkat realisasi investasi sebesar US$ 535,4 juta (sekitar 7,69 trilliun rupiah) pada tahun 2021. Dalam acara seminar ini, masing-masing lembaga pemerintah AS mempromosikan peluang bisnis dan investasi di Amerika Serikat.
FCS membantu perusahaan-perusahaan AS mengekspor barang dan jasa ke negara-negara mitra melalui peluang investasi strategis dan kemitraan antarbisnis.FCS melalui program SelectUSA, juga mempromosikan dan memfasilitasi investasi bisnis ke Amerika Serikat untuk semua perusahaan,mulai dari perusahaan rintisan hingga multinasional, untuk mendapatkan sumber daya agar dapat berkembang dan sukses.
DFC mendukung investasi yang dipimpin sektor swasta di berbagai sektor, termasuk energi, kesehatan, pertanian, infrastruktur utama, dan proyek teknologi, serta memperluas akses permodalan untuk usaha kecil dan pengusaha-pengusaha wanita.
Sementara itu, USTDA mendanai studi kelayakan, bantuan teknis, dan proyek percontohan yang mengintegrasikan inovasi sektor swasta AS ke dalam proyek di negara mitra. Lebih dari 40 pemilik bisnis, direktur, dan perwakilan dari Jawa Timur menghadiri acara tersebut, termasuk industri-industri di sektor teknologi, makanan laut, energi bersih, dan kesehatan.