REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Masyarakat yang akan mudik menggunakan kendaraan pribadi diimbau untuk menghindari puncak arus mudik Lebaran 1443 Hijriyah di ruas jalan tol. Jika memungkinkan, perjalanan mudik dapat dilakukan sebelum puncak arus mudik tahun ini, yang diprediksi bakal berlangsung pada H-3 Lebaran atau 29 April 2022.
Hal ini untuk menghindari beban puncak jalan tol akibat melonjaknya volume kendaraan, sehingga perjalanan mudik dapat dilaksanakan dengan lancar. Demikian halnya pada saat arus balik Lebaran nanti, masyarakat juga disarankan untuk menghindari puncak arus balik Lebaran 2022 yang diprediksi pada H+5 Lebaran.
Corporate Communication & Communication Development Group Head PT Jasamarga, Dwimawan Heru mengungkapkan, 85 juta orang ingin mudik pada Lebaran tahun ini. Sebesar 45 persen di antaranya akan melakukan mudik Lebaran melalui jalan darat dengan jumlah kendaraan yang melintas diperkirakan mencapai 2,6 juta.
Maka beban volume jalan yang sangat luar biasa ini harus menjadi perhatian. "Tidak hanya operator jalan tol, tetapi masyarakat juga harus mendukung," katanya, di Semarang, Kamis (21/4).
Bagaimana cara, lanjut Dwimawan, merencanakan perjalanan dengan baik, mulai dari waktu keberangkatan dan kesiapan kendaraan dan perbekalan. Seperti BBM, saldo e-Toll, mesin kendaraan, termasuk juga persyaratan perjalanan di masa Covid-19, karena mudik kali ini masih dalam suasana pandemi.
PT Jasa Marga, lanjutnya, telah memperkirakan volume kendaraan pada puncak beban arus mudik 1443 Hijriah, pada tanggal 29 April 2022 nanti. Kendaraan yang akan melintas di jalan tol diperkirakan bakal naik hingga 39 persen jika dibandingkan dengan jumlah kendaraan tertinggi pada mudik Lebaran tahun 2019.
Sementara pada puncak arus mudik (pada H+5), diperkirakan bakal naik hingga 20 persen jika dibandingkan dengan jumlah tertinggi pada arus balik Lebaran 2019 lalu. Jasa Marga telah menghitung berapa kapasitas lajur yang tersedia dan kapasitas gardu transaksi yang diukur berdasarkan angka prediksi volume kendaraan tersebut.
Di mana satu lajur di ruas tol trans Jawa kapasitasnya mencapai 2.300 kendaraan per jam. "Tentunya ini beban yang sangat luar biasa," jelas Dwimawan.
Untuk itu melalui kewenangan diskresinya Korlantas Polri telah menyosialisasikan rencana rekayasa lalu lintas pada saat arus mudik atau balik Lebaran nanti. "Mulai dari kebijakan rekayasa one way (satu arah), contra flow (lawan arah) hingga penerapan ganjil genap untuk mengelola kepadatan arus lalu lintas," katanya.