Senin 25 Apr 2022 08:55 WIB

Pameran 'On Connectivity' Persembahkan 30 Karya dari 25 Perupa Lintas Generasi

Karya-karya tersebut menggarisbawahi hubungan manusia dengan subjek di sekitar mereka

Rep: My33/ Red: Fernan Rahadi
Sejumlah karya yang dipamerkan dalam pameran On Connectivity di Tirtodipuran Link Yogyakarta, Jumat (24/4/2022).
Foto: Kurnia Aditama
Sejumlah karya yang dipamerkan dalam pameran On Connectivity di Tirtodipuran Link Yogyakarta, Jumat (24/4/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Galeri Seni Kontemporer yang berbasis di Yogyakarta, Kohesi Initiatives, mempersembahkan sebuah karya seni yang bertajuk On Connectivity. Pameran ini melibatkan 25 perupa lintas generasi dan latar belakang. On Connectivity menampilkan lebih dari 30 karya dengan berbagai teknik dan medium eksploratif yang berperan sebagai lapisan hubungan antara galeri.

"Masing-masing menitikberatkan pada kecenderungan perupa dalam memahami, memaknai hingga mengekspresikan ragam hubungan manusia dengan orang lain, waktu, hingga persoalan kontemporer," papar penulis pameran, Rifda Amalia, dalam siaran pers, Sabtu (23/4/2022).

Karya-karya tersebut menggarisbawahi hubungan manusia dengan berbagai subjek di sekitar mereka seperti kesadaran kolektif, habitat, sejarah dan alam semesta. Pada catatan pameran 'Mencari Makna dalam Keterhubungan', Rifda memaparkan lima subjudul yakni Mengekspresikan Kesadaran Kolektif, Menghuni Ruang dan Lingkungan.

Lebih jauh, Rifda mencatat hubungan manusia dengan waktu yang kerap menemui jalan terjal. Manusia berupaya mengabadikan cerita serta pengetahuan untuk melawan kejamnya waktu. Karya Citra Sasmita misalnya, seri 'Ghost of Paradise'membayangkan kontekstualisasi ulang Kakawin Bali dengan menceritakan ritus peralihan, perang dan seksualitas dengan perempuan sebagai karakter utamanya.

Kemudian, Rifda pun menilai bahwa pendekatan yang berbeda terasa pada karya Dian Suci Rahmawati yaitu 'Who is South, North and Lord, Hidden Terms of Compliance' dan 'Be Mad The Pain Deepens Us'. Dominasi warna merah pada lukisannya dan figur orang-orang yang mengangkat kursi kosong menggambarkan kekuatan rakyat dan kesadaran kolektif yang muncul di saat krisis, bahkan tanpa dukungan dari negara.

"Untuk karya lainnya tang menampung berbagai makna hubungan, kemudian membentuk pengetahuan dan menjadi titik berangkat manusia dalam memahami dunia. Setiap karya membuka ruang tanpa batas yang membuat audiens menjalin hubungan dengan karya dan selanjutnya dengan perupa tanpa kesalahpahaman," tuturnya.

Dalam pameran yang digelar di Tirtodipuran Link Yogyakarta ini, hadir sebanyak 25 perupa lintas generasi dengan berbagai macam karya-karyanya yang menarik. Pameran ini mulai dibuka pada hari Jumat (22/4/2022) lalu.

Ke-25 perupa tersebut yaitu Abenk Alter, Addy Debil, Agugn, Andy Dewantoro, Bunga Yuridespita, Citra Sasmita, Darbotz, Dede Cipon, Dian Suci Rahmawati, Dwiky KA, Eddy Susanto, Enka Komariah, Erwin Windu Pranata, Etza Meisyara, Evi Pangestu, Farley Del Rosario, Fatoni Makturodi, I Made Agus Saputra, Ipeh Nur, Jim Allen Abel, Laksamana Ryo, Mr. S (Mark Santos), Mujahidin Nurrahman, Rendy Raka Pramudya dan Riono Tanggul.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement