REPUBLIKA.CO.ID,KEDIRI -- Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar berharap agar inflasi di Kota Kediri, Jawa Timur, terus terjaga saat di bulan suci Ramadhan serta menyambut Hari Raya Idul Fitri 2022, sehingga laju perekonomian di kota ini juga bisa berkembang.
Wali Kota Kediri mengemukakan, saat ini geliat pemulihan ekonomi di Kota Kediri sudah mulai terasa. Di tahun 2020 pertumbuhan ekonomi di Kota Kediri melambat di angka minus 6,25 persen. Beragam upaya yang dilakukan oleh TPID Kota Kediri akhirnya mulai menunjukkan tren positif.
"Ini terlihat dari data laju perekonomian pada tahun 2021 mulai merangkak naik pada angka 2,5 persen," katanya setelah acara High Level Meeting (HLM) Tim Pengendali Inflasi Daerah Kota Kediri tahun 2022 di Balai Kota Kediri, Senin (25/4/2022).
Meskipun ekonomi berhasil tumbuh, ia berharap angka inflasi tetap dijaga.Pada bulan Maret 2022 Kota Kediri mengalami inflasi month to month sebesar 0,43 persen. Hal ini menjadikan Kota Kediri masuk dalam kategori kota dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) terendah dari delapan kota di Jawa Timur.
Inflasi bulan Maret 2022, bila dibandingkan dengan bulan Maret tahun lalu atau year on year tercatat 2,33 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan inflasi year on year Maret 2022 Provinsi Jawa Timur yang di angka 3,04 persen dan nasional sebesar 2,64 persen.
"Untuk menaikkan pertumbuhan ekonomi ini butuh effort yang besar. Terbukti kerja keras dan kolaborasi solid selama ini membawa dampak baik terhadap pengendalian inflasi di Kota Kediri," ujar dia.
Bertepatan dengan Ramadhan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri 2022, kata dia, daya beli masyarakat pada momen ini cukup tinggi. Selain itu, adanya kenaikan PPN menjadi 11 persen berdampak pada kenaikan harga di berbagai sektor, pencabutan HET, penyesuaian harga BBM non-subsidi, dan pengendalian volatile food.
"Stragegi 4k, dengan selalu mengawasi keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi publik yang efektif juga harus tetap berjalan. Selain itu, dengan kondisi stok bahan pangan dalam kondisi aman dan mencukupi kita imbau masyarakat agar belanja seperlunya. Tidak perlu melakukan panic buying," kata Mas Abu, sapaan akrabnya.
Sementara itu, Kepala BPS Kota Kediri Lilik Wibawati mengatakan saat Ramadhan dan menyambut Hari Raya Idul Fitri 2022, cenderung ada kenaikan permintaan terhadap bahan pokok. "Persiapan masyarakat pada bulan bulan Ramadhan dan jelang Lebaran cenderung meningkatkan permintaan terhadap bahan-bahan pokok. Komoditas-komoditas pokok kebutuhan Ramadhan dan Lebaran misalnya minyak goreng, cabai merah, daging ayam, telur ayam, gula pasir, tepung terigu dan bawang putih menunjukkan kenaikan harga. Hal-hal ini harus kita waspadai di Bulan April ini," kata Lilik.
Kepala Kantor Perwakilan wilayah Bank Indonesia (KPwBI) Kediri Choirur Rofiq mengatakan ada beberapa tantangan dalam pengendalian inflasi. Tantangan global meliputi pemulihan ekonomi, harga komoditas dan krisis energi, inflasi global yang meningkat, likuiditas, climate change dan stance kebijakan bank sentral.
Pada sisi tantangan domestik ada pent-up demand, dampak pembiayaan pemulihan ekonomi nasional, nilai tukar, konsolidasi fiskal, cuaca, tren digitalisasi, gap antara IHPB dan IHK, serta pricing behaviour. Ada pula normalisasi kebijakan moneter di negara maju, dampak jangka panjang scairing effect pada sektor riil, dan ekskalasi ketegangan geopolitika Rusia-Ukraina.
Dengan berbagai tantangan tersebut, TPID Kota Kediri harus tetap menjaga inflasi dalam kisaran sasaran. Pada tahun 2022-2023 adalah 3 plus minus 1 persen dan pada tahun 2024 di angka 2,5 plus minus 1 persen.
"Kita harus terus lakukan upaya-upaya untuk mengendalikan inflasi ini. Jangan sampai inflasi kita melebihi ambang batas. Harapannya inflasi bisa dikendalikan lalu pertumbuhan ekonomi bisa terus meningkat," kata Choirur Rofiq.