REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Harga minyak goreng curah di sejumlah pasar di Kota Surabaya mulai mengalami penurunan. Harga minyak goreng curah yang sempat menyentuh harga di atas Rp 20 ribu per kilogram, saat ini dijual di harga Rp 16 ribu hingga Rp 17 ribu per kilogram. Meski demikian, harga minyak goreng curah di sejumlah pasar di Surabaya masih di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan Rp 14 ribu per liter atau Rp 15.500 per kilogram.
Di Pasar Wonokromo contohnya, harga minyak goreng curah masih dijual di harga Rp 17 ribu per kilogram. Berdasarkan pengakuan para pedagang, harga tersebut lebih rendah dibanding bulan lalu yang harganya masih di atas Rp 20 ribu.
"Ya sudah mulai turun Mas, sekarang harganya Rp 17 ribu. Kan sebelum-sebelumnya sempat di atas Rp 20 ribu, sempat Rp 24 ribuan malah per kilonya," kata salah satu pedagang di Pasar Wonokromo, Herni Wijaya (41) kepada Republika, Sabtu (30/4).
Herni mengaku tidak mengetahui terkait kebijakan pemerintah yang melarang ekspor minyak sawit mentah atau CPO. Herni hanya berharap, kebijakan apapun yang diambil pemerintah bisa mengembalikan harga minyak goreng ke harga normal, sehingga bisa menguntungkan pembeli maupun pedagang.
"Kalau kami sih yang penting harganya normal, stoknya banyak, jadi pedagang senang, pembeli senang," ujarnya.
Berdasarkan data di Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo) Pemprov Jatim, pasar lain di Surabaya juga masih menjual minyak goreng curah dengan harga di atas HET. Di Pasar Tambahrejo contohnya, minyak goreng curah dijual dengan harga Rp16.000 per kilogram. Kemudian di Pasar Genteng Rp 16 ribu per kilogram, Pasar Pucang Anom Rp 17 ribu per kilogram, dan Pasar Keputran Rp 17 ribu per kilogram.