Senin 09 May 2022 10:13 WIB

Wali Kota Surabaya Beri Peringatan Pengelola Kenpark

Diduga penyebab seluncuran ambrol adalah kelebihan muatan.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Fernan Rahadi
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (kelima kanan) didampingi Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi (ketiga kanan) dan Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak AKBP Anton Elfrino Trisanto (kanan) meninjau wahana permainan air di Kenjeran Water Park, Surabaya, Jawa Timur, Ahad (8/5/2022). Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meninjau secara langsung seluncuran wahana permainan air yang ambrol pada Sabtu (7/5) dan menyebabkan 16 pengunjungnya luka-luka akibat terjatuh dari ketinggian sekitar 10 meter.
Foto: ANTARA/Didik Suhartono
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (kelima kanan) didampingi Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi (ketiga kanan) dan Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak AKBP Anton Elfrino Trisanto (kanan) meninjau wahana permainan air di Kenjeran Water Park, Surabaya, Jawa Timur, Ahad (8/5/2022). Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meninjau secara langsung seluncuran wahana permainan air yang ambrol pada Sabtu (7/5) dan menyebabkan 16 pengunjungnya luka-luka akibat terjatuh dari ketinggian sekitar 10 meter.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memberi peringatan pengelola Kenjeran Park (Kenpark) karena tidak mengutamakan keselamatan pengunjung pada fasilitas yang dimiliki, sehingga menyebabkan ambrolnya perosotan yang mengakibatkan 16 pengunjung cedera. Eri ingin manajemen Kenjeran Park segera melakukan evaluasi secara keseluruhan demi keselamatan pengunjung.

Saat menjenguk korban kecelakaan wahana air Kenjeran Park di RSUD Dr Soetomo, Wali Kota Eri Cahyadi sempat bertemu Abdul Malik Sadin, dia adalah orang tua dari tiga korban yang mengalami cedera serius ketika kejadian. Hingga kini, ketiga anak Abdul masih dalam perawatan medis.

"Ini jadi pembelajaran betul bagi pengelola tempat wisata, bagaimana pengelola harus selalu melihat keamanannya dan kekuatan permainannya. Karena kan pandemi kemarin sudah lama nggak digawe (lama tak terpakai)" kata Eri, Senin (9/5/2022).

Eri kembali meminta pihak pengelola untuk bertanggung jawab kepada seluruh korban yang mengalami cedera. Bukan itu saja, ia juga ingin pihak pengelola bertanggung jawab dan memastikan tempat wisata di Kota Surabaya aman bagi wisatawan. 

"Saya minta kepada manajemen untuk melakukan tanggung jawab dan bersinergi, bagaimana manajemen bisa memberikan kepastian bahwa tidak semua tempat wisata di Surabaya seperti ini," ujarnya.

Ia menekankan kembali kepada setiap investor yang memiliki tempat wahana wisata di Surabaya agar memiliki izin. Di samping itu, ia juga menekankan izin yang dimiliki harus diimbangi dengan perawatan berkala agar tidak terjadi lagi hal serupa di tempat wisata lain, di Kota Surabaya. 

"Dalam pemeliharaan itu kan milik swasta, jadi kalau pemeliharaan ini dilakukan oleh investor, maka harus bisa menjamin layak fungsi wahananya. Kita nanti lakukan evaluasi di tempat wahana atau wisata lainnya," kata dia.

Eri juga mengingatkan, setiap pengelola atau investor yang mempunyai tempat wahana atau wisata untuk memberikan laporan hasil kelayakan. Selain itu, pengelola atau investor harus tahu kondisi fasilitasnya, karena setiap fasilitas permainan atau wahana harus sesuai dengan kapasitasnya. 

"Terkait evaluasi, itu semua sudah dilakukan atau belum oleh pengelola nanti kita cek lagi. Kalau tadi dengan dengar ceritanya ada wahana yang kelebihan beban, nah itu kan harus ada yang jaga dan harus sesuai maksimal wahananya," ujarnya.

Kepala HRD Waterpark Kenjeran Bambang Irianto mengaku rutin melakukan perawatan wahana. Perawatan terakhir dilakukan sekitar sembilan bulan yang lalu. Bambang juga mengaku wahana yang dikelolanya masih dalam keadaan layak. Bambang menduga penyebab ambrolnya perosotan tersebut akibat kelebihan beban.

"Diduga penyebab seluncuran ambrol adalah kelebihan muatan," kata Bambang.

Bambang menjelaskan, kapasitas seluncuran maksimal hanya untuk lima hingga 10 orang. Sementara saat kejadian, jumlah orang yang meluncur melebihi kapasitas. Bambang mengaku, sebenarnya setiap wahana ada petugas yang berjaga. Hanya saja, kata dia, terkadang pengunjung tidak menghiraukan dan ingin berseluncur bersamaan.

"Namun rata-rata, kalau mau ke bawah itu bersama-sama, tidak mau satu-satu. Nah, ini mungkin yang menyebabkan kelebihan muatan, ambrol," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement