Senin 09 May 2022 10:39 WIB

Arus Balik, Pemudik Diimbau Waspadai Cuaca Terik

Heat wave merupakan kondisi udara panas yang berkepanjangan lima hari berturut-turut.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Fernan Rahadi
Arus balik mudik (ilustrasi)
Foto: Republika
Arus balik mudik (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Masyarakat yang ada di sebagian wilayah Indonesia dalam sepekan terakhir telah merasakan suhu udara yang cukup panas serta cuaca pada siang hari yang cukup terik.

Berdasarkan data hasil pengamatan Badan Meterologi Klimatologibdan Geofosika (BMKG), suhu maksimum terukur selama periode tanggal 1-7 Mei 2022 berkisar antara 33-36,1 derajat Celsius.

Di mana suhu maksimum tertinggi hingga 36,1 derajat Celsius terjadi di wilayah Tangerang, Provinisi Jawa Barat;  Banten Provinsi Banten dan Kalimarau, Provinsi Kalimantan Utara.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengungkapkan, fenomena suhu udara terik yang terjadi pada siang hari tersebut sangat dipengaruhi oleh beberapa hal. Antara lain adalah faktor posisi semu matahari yang pada saat ini sudah berada di wilayah utara ekuator atau garis khatulistiwa.

"Hal ini mengindikasikan sebagian wilayah Indonesia akan mulai memasuki musim kemarau," jelasnya, melalui keterangan pers, yang diterima Republika, pada Senin (9/5/2022).

Kondisi ini, jelasnya, ditandai dengan tingkat pertumbuhan awan dan fenomena hujan yang akan sangat berkurang, hingga cuaca cerah pada pagi menjelang siang hari akan cukup mendominasi. Dominasi cuaca yang cerah dan tingkat perawanan yang rendah tersebut tentu akan mengoptimalkan penerimaan sinar matahari di permukaan Bumi.

"Sehingga menyebabkan kondisi suhu udara yang dirasakan oleh masyarakat Indonesia pada siang hari menjadi cukup terik," lanjut Guswanto dalam penjelasannya.

Oleh karena itu, kata dia, suhu udara yang panas terik di sebagian wilayah Indonesia akhir-akhir ini bukan fenomena gelombang panas. Menurut World Meteorological Organization (WMO), Gelombang Panas atau dikenal dengan heat wave merupakan fenomena kondisi udara panas yang berkepanjangan selama lima hari atau lebih secara berturut- turut.

Di mana suhu maksimum harian lebih tinggi dari suhu maksimum rata- rata hingga 5 derajat Celsius atau bahkan lebih. Fenomena gelombang panas ini biasanya terjadi di wilayah lintang menengah- tinggi seperti wilayah Eropa dan Amerika yang dipicu oleh kondisi dinamika atmosfer di lintang menengah.

"Sedangkan yang terjadi di wilayah Indonesia adalah fenomena kondisi suhu panas/terik dalam skala variabilitas harian," katanya.

Kendati begitu, suhu maksimum tertinggi di Indonesia pada bulan April selama 4-5 tahun terakhir mencapai sekitar 38,8 derajat Celsius di Palembang pada tahun 2019.

Sedangkan suhu panas tertinggi yangvterjadi di bulan Mei dalam periode waktu yang sama mencapai sekitar 38,8 derajat Celsius yang terjadi di Temindung, Samarinda pada tahun 2018.

Guswanto menambahkan, terkait kondisi cuaca ini suhu yang cukup panas atau terik pada siang hari tetap harus diwaspadai hingga pertengahan bulan Mei 2022 ini. Dengan kondisi tersebut, BMKG mengimbau kepada masyarakat untuk senantiasa menjaga kondisi stamina tubuh dan kecukupan cairan tubuh.

Terutama bagi warga yang harus  beraktifitas di luar ruangan pada siang hari, termasuk juga kepada warga yang saat ini akan melaksanakan perjalanan mudik atau arus balik.

"Hal ini penting diperhatikan supaya tidak terjadi dehidrasi, kelelahan dan dampak buruk lainnya bagi kondisi kesehatan, khususnya stamina untuk melaksanakan perjalanan yang panjang," kata Guswanto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement