REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur dr. Erwin Astha Triono menyatakan hingga saat pihaknya belum menemukan adanya kasus hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya.
"Hingga hari ini masih belum ditemukan kasus hepatitis akut misterius pada anak-anak di bawah umur 16 tahun," ujarnya di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (13/5/2022).
Erwin mengatakan Dinkes di kabupaten/kota telah mengirimkan semua data maupun sampel pasien yang memiliki gejala-gejala mengarah pada hepatitis akut. "Kami sekarang sama-sama menunggu hasil laboratorium lanjutan. Nanti kalau ada hasil laboratorium lanjutan maka yang memberikan informasi yang pertama adalah Kementerian Kesehatan," ucap dia.
Selain itu, sampel dugaan kasus hepatitis akut yang menyebabkan anak berusia tujuh tahun meninggal di Tulungagung juga telah dikirimkan Dinkes Jatim ke Kementerian Kesehatan. "Di lapangan yang terdata baru satu dari Tulungagung, itu yang dilakukan pemeriksaan laboratorium," katanya.
Sedangkan kasus yang menimpa tiga pasien di Kabupaten Sidoarjo, Erwin menjelaskan bahwa itu kasus hepatitis pada orang dewasa, bukan anak di bawah 16 tahun yang menjadi sorotan WHO. "Artinya begini, tetap diberikan layanan di rumah sakit setempat tapi tidak dikaitkan dengan hepatitis akut, yang dalam tanda kutip atau menjadi penekanan kan anak di bawah 16 tahun," tuturnya.
Sebelumnya, Badan Kesehatan Dunia (WHO) secara resmi mempublikasikan tentang KLB hepatitis akut pada 15 Aprii 2022.Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta masyarakat tidak panik, namun tetap mewaspadai kasus hepatitis akut bergejala berat pada anak yang belum diketahui penyebabnya itu.
Langkah tersebut merupakan tindak lanjut dari Surat Edaran Kementerian Kesehatan Nomor HK.02.02/C/2515/2022 tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang belum Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis Of Unknown Aetiology) tertanggal 27 April 2022.