REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) menggelar Festival Hari Buku Nasional 2022 dalam rangka menyambut Hari Buku Nasional (FHBN) yang biasa diperingati pada 17 Mei. Festival Hari Buku Nasional yang digelar di Maspion Square Surabaya tersebut dibuka langsung oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Ketua Umum IKAPI Arys Hilman Nugraha pada Selasa (17/5/2022).
Arys menyatakan, ketika hoax merajalela dan ujaran kebencian mengisi ruang-ruang publik, kesadaran akan nilai penting literasi kembali mengemuka di tengah masyarakat. Literasi, dalam pengertian paling dasar, bukanlah sekadar kemampuan memilih dan memilah informasi yang membanjiri benak masyarakat.
Literasi, lanjut Arys, sebagaimana tersurat dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2017 tentang Sistem Perbukuan, juga meniscayakan kemampuan memaknai informasi secara kritis. "Sehingga setiap orang dapat mengakses ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai upaya meningkatkan kualitas hidup," ujarnya.
Arys menjelaskan, bangsa dengan kecerdasan literasi tinggi memiliki nalar kritis dan menunjukkan minat yang besar terhadap ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi. Kecerdasan literasi bangsa mempersyaratkan minimal tiga hal. Yakni kecakapan membaca, akses terhadap bahan bacaan, dan kebiasaan membaca.
Namun, salah satu riset terkemuka tentang literasi yang dilakukan Central Connecticut State University, memasukkan parameter keempat kecerdasan literasi, yakni alternatif perangkat teknologi informasi. "Ini bermakna kecerdasan literasi sebuah bangsa memerlukan opsi bahan bacaan yang disediakan oleh perangkat elektronik dan digital dalam mengakses sumber-sumber literasi," ujarnya.
Arys mengatakan, tema FHBN 2022 yang dipusatkan di Jatim, yakni 'Transformasi Digital untuk Literasi Bangsa' hadir untuk menjawab tantangan tersebut. Sebagai penyelenggara kegiatan FHBN 2022, Ikapi menyadari pentingnya adaptasi terhadap perkembangan teknologi dan bergegas mempercepat adaptasi tersebut di kalangan penerbit, termasuk ketika pandemi Covid-19 hadir dan menciptakan kebiasaan-kebiasaan normal baru.
Arys mengatakan, Indonesia tidak mengalami persoalan dalam hal kecakapan membaca, karena tingkat melek huruf sudah amat tinggi mencapai 98 persen. Namun, pembinaan kebiasaan membaca terkendala karena akses terhadap bahan bacaan, sebagai parameter kedua dalam indeks literasi, tidak memadai.
Di lingkungan pendidikan, misalnya, tidak semua sekolah memiliki perpustakaan. "Andai pun ada, tidak semua memenuhi standar kelayakan sebagai perpustakaan. Di lingkungan umum sama saja. Kendati di tingkat kabupaten/kota hingga provinsi mencukupi, ketersediaan perpustakaan di tingkat desa atau kelurahan hingga kecamatan ternyata masih di bawah 30 persen," ujarnya.
Maka dari itu, lanjut Arys, tidak ada pilihan lain untuk meningkatkan kecerdasan literasi bangsa, maka masyarakat harus dipermudah untuk mengakses bahan bacaan. Stakeholder menurutmya harus bisa mendekatkan perpustakaan kepada masyarakat umum, sebagaimana berlaku pada anak-anak sekolah dengan perpustakaan sekolahnya.
"Dengan demikian, perbaikan kelemahan perpustakaan di tingkat desa/kelurahan dan kecamatan harus menjadi prioritas. Perpustakaan harus ada sedekat mungkin dengan masyarakat," kata Arys.
Lewat Festival Hari Buku Nasional 2022, lanjutnya, Ikapi berikhtiar untuk mengatasi kendala-kendala dalam hal akses masyarakat terhadap bahan bacaan. Ia pun mendorong penyediaan alternatif bahan bacaan melalui perangkat teknologi yang mempermudah kehadiran buku di kalangan masyarakat.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menegaskan komitmennya untuk meningkatkan literasi masyarakat, khususnya di Jatim. Terbukti, Jatim menjadi provinsi yang memiliki perpustakaan tersetifikasi terbanyak dibanding provinsi lainnya, dengan jumlah 1.896 perpustakaan.
Tingkat gemar membaca Jatim juga berada di atas rata-rata nasional. "Kalau nasional nilainya 59,5 Jatim ini nilai tingkat gemar membacanya 64,2," kata Khofifah.
Khofifah melanjutkan, Hari Buku Nasional yang diperingati sudah masuk pada penguatan transformasi digital. Maka dari itu, lanjut Khofifah, literasi digital menjadi bagian yang sangat penting dalam upaya meningkatkan literasi masyarakat.
Perpustakaan-perpustakaan di Jatim juga diharapkan bisa beradaptasi dengan transformasi digital. "Kalau beli buku fisik mungkin agak repot dengan kantong kita. Sekarang sudah harus menggunakan QR-Code untuk mendorong bagaimana daya baca kita bisa memberikan nafas makin cerdas dan tentu makin bijak," ujarnya.
Ketua Ikapi Jatim, Fatkul Anam memjelaskan, pihaknya mengundang 200 penerbit untuk terlibat dalam gelaran FHBN 2022. Setiap penerbit membawa sedikitnya 50 judul buku fisik yang dipamerkan dalam gelaran tersebut.
Selain itu, ada sekitar 35 ribu judul buku digital yang disediakan para penerbit untuk masyarakat dalam gelaran FHBN 2022. Dalam upaya mendorong peningkatan literasi masyarakat Jatim, Ikapi juga menyerahkan 63 titik baca masyarakat kepada Pemprov Jatim.
"Penggunaannya nanti kita tinggal scan aja tanpa perlu download aplikasi nanti langsung muncul. Di setiap titik baca itu ada 300 judul buku itu free kita berikan. 63 titik baca itu dibagi ke 38 kabupaten/kota di Jatim," kata Anam.