REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Setelah mundur dari Partai Demokrat karena merasa dizalimi, menantu mantan Gubernur Jatim Soekarwo (Pakde Karwo), Bayu Airlangga memutuskan bergabung dengan Partai Golkar. Bayu mengklaim, dirinya memutuskan bergabung dengan Golkar setelah melakukan komunikasi intens dengan Ketua Golkar Jatim, M Sarmuji.
"Pertama sebetulnya komunikasi saya dengan Pak Sarmuji sudah beberapa kali. Kami bertemu dan saya sebetulnya mengenal beliau cukup lama. Ya beliau adalah salah satu mentor saya yang banyak mengajarkan saya tentang politik," kata Bayu di Surabaya, Ahad (22/5/2022).
Bayu mengaku memiliki pertimbangan khusus bergabung dengan Partai Golkar. Menurut Bayu, partai Golkar merupakan partai yang demokratis. Di Golkar, kata dia, semua kader memiliki kesempatan yang sama, tidak ada suka atau tidak suka. Selain itu, kata Bayu, setiap hal yang diperjuangkan untuk kebesaran partai sangat dihargai.
"Saya kira itu yang membuat saya tertarik, dan saya mantap bergabung dengan Golkar," ujarnya.
Anggota DPRD Jatim itu mengaku sudah mendapat restu dari mertuanya yakni Pakde Karwo. Bayu mengaku akan mengikuti instruksi dari Sarmuji soal langkah politik dirinya di Golkar ke depan. Secara pribadi, Bayu juga mengaku sudah menyiapkan diri untuk maju dalam Pileg 2024.
"Saya terbiasa dari saya kecil setiap langkah besar yang akan saya ambil pasti dengan restu dari orang tua termasuk setelah menikah ya restu dari mertua saya. Harus dengan restu beliau, karena restu orang tua ini ridha-nya Allah," kata dia.
Ketua DPD Golkar Jatim M Sarmuji menyatakan Bayu adalah kader potensial. Sarmuji mengaku berkomunikasi dengan Bayu setelah menantu Pakde Karwo itu mundur dari Demokrat. Artinya, kata dia, secara etika Golkar tetap menjaga betul hubungan baik dengan partai lain, termasuk Demokrat.
"Kami tidak melakukan pembicaraan untuk membangun persepsi terhadap partai Golkar. Ibarat transfer pemain sepakbola, saat kontraknya habis baru kita melakukan pembicaraan, kami menjaga etika sesama partai," kata Sarmuji.
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI ini menambahkan, setiap kader yang masuk Golkar memiliki kesempatan yang sama untuk berproses hingga tingkat tertinggi. Sebelum Bayu bergabung dengan Golkar, Sarmuji juga sempat menceritakan suasana di Partai Beringin.
"Jadi Bayu memiliki potensi untuk berkembang, dan saya menceritakan bagaimana suasana di partai Golkar. Jadi berdiri sama tinggi, duduk sama rendah, semua bisa berproses. Di Golkar tidak ada sekat, suasananya egaliter," ujarnya.
Bayu Airlangga memutuskan mundur dari Partai Demokrat, setelah merasa dizalimi atas hasil Musda ke-VI Demokrat Jatim yang digelar di Surabaya pada 20 Januari 2022. Di mana DPP lebih memilih Emil Elestianto Dardak yang menjadi ketua DPD Demokrat Jatim ketimbang Bayu. Padahal Bayu meraih dukungan dari 25 DPC, sedangkan Emil hanya meraih 13 dukungan DPC.