Senin 06 Jun 2022 17:03 WIB

Jawa Tengah Sudah Obati 8.246 Ekor Ternak Suspek PMK

Gerakan Jogo Ternak juga akan diefektifkan di tingkat masyarakat.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Fernan Rahadi
Petugas menyemprotkan cairan disinfektan di salah satu peternakan hewan (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Fauzan
Petugas menyemprotkan cairan disinfektan di salah satu peternakan hewan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Menyikapi penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di daerahnya, Guberur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo meminta semua kabupaten/kota di Jawa Tengah disiplin melaporkan temuan di daerahnya masing-masing.

Kedisiplinan pelaporan akan semakin mempercepat proses penanganan hewan-hewan ternak yang terindikasi/bergejala PMK, sehingga tidak cepat meluas atau menyebar pada ternak yang sehat lainnya.

“Surat edaran untuk kepala daerah juga tengah disiapkan, termasuk terkait pengawasan terhadap pasar-pasar hewan,” ungkap Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, di Semarang, Jawa Tengah, Senin (6/6).

Menurut Gubernur, pengendalian penyebaran PMK di Jawa Tengah menjadi perhatiannya dan langkah-langkah penanganan harus disegerakan guna menghindari kerugian yang semakin besar.

Saat ini populasi hewan ternak di Jawa Tengah mencapai 8.286.534 ekor dengan nilai nominalnya setara Rp 43,749 triliun berdasarkan data Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Provinsi Jawa Tengah.

Maka, sekarang daerah diminta untuk mengupayakan kecepatan dan akurasi laporan terkait temuan kasus PMK di daerahnya. "Begitu ada laporan kita terjunkan tim untuk segera melakukan penanganan dan pencegahan penyebaran," jelasnya.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah juga mencoba mengatur dan mengawasi dengan ketat lalu lintas hewan ternak. Obat dan disinfektan sedang disiapkan, vaksin dari Kementerian Pertanian dimungkinkan sudah bisa didapatkan pertengahan bulan Juni ini.

"Terkait dengan perkemabsngan penyebaran PMK di Jawa Tengah, kami juga rajin melaporkan kepada Menteri Pertanian, kementerian mendukung penuh untuk penanganannya," kata Ganjar.

Posko untuk mengendalikan penyebaran serta mengupayakan pencegahan penyebaran PMK juga sudah disiapkan di setiap daerah dan untuk memudahkan monitoring dari lapangan juga akan dioptimalkan ‘Jogo Ternak’.

Komunikasi dengan daerah lain juga terus dilakukan seperti Jawa Timur, Jawa Barat, dan lainnya. Jika melihat data pekembangan di Aceh, NTB dan beberapa daerah lain ternyata kasus PMK juga cukup tinggi, di atas angka 10 ribu ekor.

Di Jawa Tengah berdasarkan data termutakhir Disnakkeswan Jawa Tengah posisinya di bawah 10 ribu, tepatnya sekitar 8.000-an. Meski begitu, jumlah tersebut harus mendapatkan perhatian agar kasusnya dapat segera dikendalikan.

Laporan dari Disnakkeswan yang diterimanya pagi tadi, pengobatan terus dilakukan pada 8.246 hewan ternak yang suspek PMK. Beberapa upaya dilakukan sebagai langkah penanganan cepat wabah PMK.

"Untuk itu, saya juga minta agar nomor pengaduan/laporan WA, 082111087606 disebarkan secara luas di masyarakat agar mereka tahu di mana bisa melaporkan jika di sekitar mereka ada temuan kasus PMK," katanya.

Langkah-langkah pencegahan dan pengendalian juga menggandeng kepolisian dan Satgas Pangan untuk mengatur lalu lintas hewan ternak antar daerah. Harapannya bisa mengontrol pergerakan dan menekan penyebaran wabah PMK.

Gerakan Jogo Ternak juga akan diefektifkan di tingkat masyarakat. Tujuannya untuk membantu serta mendampingi peternak dan hewan ternak yang terkena PMK. “Dan saya juga minta untuk kerjasama dengan perguruan tinggi dan komunitas dalam mengoptimalkan pergerakan teman- teman di lapangan," kata Ganjar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement