REPUBLIKA.CO.ID,PASURUAN -- Pemerintah Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, mempercepat penanganan wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang terus merebak di kabupaten setempat dengan memberikan bantuan obat-obatan, vaksin dan juga vitamin kepada hewan ternak yang terpapar PMK.
Bupati Pasuruan Irsyad Yusuf mengatakan saat ini sejumlah hewan ternak di Kabupaten Pasuruan banyak yang terpapar virus PMK. "Kami juga meminta kepada pemerintah pusat agar segera memberikan bantuan obat-obatan, vitamin dan vaksin untuk penanganan PMK mengingat populasi sapi perah di Kabupaten Pasuruan menjadi paling besar se-Jawa Timur yakni menyumbang hingga 30 persen," ujarnya, Selasa (7/6/2022).
Ia mengatakan, populasi sapi perah di Kabupaten Pasuruan mencapai 97.101 ekor yang tersebar di beberapa kecamatan seperti Kecamatan Lumbang, Puspo, Grati, Tutur, Purwodadi, Lekok dan Nguling. Dari jumlah tersebut, kata dia, jumlah sapi perah yang terjangkit PMK sebanyak 205 ekor dan 10 ekor di antaranya mati.
Meski jumlah sapi perah yang mati sedikit tetapi bisa berbahaya apabila tidak segera ditangani karena kandang-kandang sapi perah bersifat padat ternak. "Bayangkan saja satu kandang bisa 3-10 ekor sapi ini bisa dikatakan padat ternak. Jika tidak segera ditangani berbahaya karena penularannya bisa semakin meluas," kata Bupati.
Selain 30 persen populasi sapi perah terbesar di Jatim, lanjut dia, Kabupaten Pasuruan menjadi daerah dengan potensi ekonomi yang sangat strategis karena banyak berdiri industri pengolahan susu (IPS) yang sangat tergantung dari keberadaan sapi perah tersebut.
Ia berharap kepada pemerintah pusat supaya bantuan obat-obatan, vitamin dan vaksin bisa segera disalurkan ke Kabupaten Pasuruan. "Dari Pemprov Jatim sudah ada tapi memang sedikit, karena mungkin juga dibagi dengan semua daerah wabah maupun tertular di Jatim. Kami juga bisa memahami tapi semoga Kabupaten Pasuruan menjadi prioritas," ucapnya.
Sejauh ini, pasokan obat-obatan dan vitamin di Kabupaten Pasuruan sudah mulai menipis. Dengan pengiriman bantuan tersebut maka setidaknya sangat membantu petugas untuk segera menangani sapi-sapi yang sakit atau yang berpotensi tertular."Lebih cepat lebih baik, karena pasokan obat-obatan dan vitamin sapi juga semakin menipis," katanya.