Rabu 08 Jun 2022 14:58 WIB

Kanada Bidik Potensi Agrikultur Jatim

Ia menganggap Jatim adalah salah satu lumbung pangan Indonesia.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Fernan Rahadi
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memanen melon golden di kebun puspa UPT Pengembangan Argobisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur di Lebo, Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (15/5/2019).
Foto: Antara/Umarul Faruq
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memanen melon golden di kebun puspa UPT Pengembangan Argobisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur di Lebo, Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (15/5/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Counsellor (Agriculture and Agrifood) and Regional Trade Commissioner to Indonesia and ASEAN Embassy of Canada, William Kendall mengutarakan keinginannya menggali potensi sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan Jawa Timur sebagai bahan pertimbangan kerja sama dengan negaranya. Ia menganggap Jatim adalah salah satu lumbung pangan Indonesia, yang memiliki potensi besar untuk dikerjasamakan.

"Indonesia, khususnya Jatim memiliki potensi luar biasa, mulai dari potensi anak muda, hingga potensi agrikultur yang ada. Indonesia saat ini menjadi salah satu negara yang cukup bagus di ASEAN yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang cepat," ujar William di Surabaya, Rabu (8/6).

Seluruh potensi tersebut menurut William menjadi modal dasar Jatim untuk mampu bersaing dengan daerah di negara lain. Beberapa komoditas agrikultur yang cukup berpeluang besar masuk ke pasar Kanada di antaranya adalah cokelat, mangga, nanas, kopi, dan komoditas perikanan.

"Hal yang penting adalah adanya perbedaan iklim antara Kanada dengan Indonesia dengan komoditas yang dihasilkan juga berbeda. Sehingga Jatim bisa menawarkan komoditas yang dibutuhkan Kanada dan sebaliknya Kanada bisa menawarkan apa yang dibutuhkan Indonesia seperti gandum," ujarnya.

Ketua Umum Kadin Jatim, Adik Dwi Putranto mengatakan, Jatim sangat terbuka dalam kerja sama perdagangan dan investasi. Terlebih untuk sektor agriculture dimana Jatim memiliki berbagai potensi pertanian, mulai dari pertanian pangan, perkebunan, hingga perikanan. 

"Ini adalah peluang yang sangat bagus bagi Jatim untuk menaikkan ekspor ke Kanada, apalagi neraca perdagangan Jatim dengan Kanada selama lima tahun terakhir selalu minus, Jatim kalah terus," ujar Adik.

Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Jatim, Dyah Wahyu Ermawati mengungkapkan, potensi agriculture Jatim memang cukup besar. Di sektor perikanan misalnya, potensi perikanan tangkap, budidaya, dan garam rakyat di seluruh wilayah Jatim mencapai 2,577 ton di tahun 2021. Selain itu, produksi rumput laut Jatim juga sangat besar, mencapai 675,29 ton di tahun 2021. 

"Dan yang cukup menarik adalah potensi ekspor kepiting karena beberapa pengusaha perikanan di Jatim sudah memiliki Merine Stewort Ship Concil (MSSC), sertifikasi standar perikanan internasional. Kendala kerja sama perdagangan dengan Kanada hanya pada durasi waktu pengiriman, terlebih untuk bahan pangan segar seperti komoditas perikanan," kata dia.

Kepala Dinas Perkebunan Jatim, Heru Suseno mengaku potensi sektor perkebunan Jatim juga cukup besar. Ada empat komoditi perkebunan unggulan di Jatim, yaitu tebu, tembakau, kakao, dan kopi. Jatim menjadi salah satu produsen tebu terbesar di Indonesia. Meski demikian Jatim masih perlu impor raw sugar.

"Kalau kita perhatikan data, impor raw sugar masih cukup besar untuk produksi gula. Begitu juga dengan tembakau. Kita masih perlu impor tembakau walaupun kita juga melakukan ekspor tembakau ke luar negeri. Dan ini menjadi peluang kerja sama antara Jatim dengan Kanada," kata Heru. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement