REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Harga minyak goreng kemasan masih tinggi di pasaran. Staf Pengawasan Perdagangan Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta, Sumarno mengatakan, harga minyak goreng kemasan masih melejit.
Harganya berbeda jauh dengan sebelum terjadinya kelangkaan minyak goreng. “Untuk harga minyak kemasan ya. Dulu sekitar Rp 14 ribu. Sekarang harganya bisa mencapai Rp 25 ribu, Rp 27 ribu, bahkan Rp 30 ribu,” kata Sumarno, Jumat (10/6/2022).
Salah satu pedagang minyak goreng di Pasar Beringharjo, Yogyakarta, Surati (61) menjelaskan, tingginya harga minyak goreng kemasan sangat berpengaruh terhadap daya beli konsumen.
“Penjualannya sekarang banyak yang curah (daripada minyak kemasan – red) karena harganya lebih murah,” jelas Surati.
Sebagai salah satu konsumen minyak goreng kemasan, Riana Damayanti (21) berharap agar harga minyak goreng kemasan kembali murah seperti sebelumnya.
Riana menjelaskan harga minyak goreng kemasan yang tinggi, tidak membuatnya beralih menggunakan minyak goreng curah meskipun harganya jauh lebih murah. Ia tetap memilih membeli minyak goreng kemasan meskipun harus berganti merek.
“Harusnya mintanya kemasan merek lain. Bukan ini tetapi karena ini lebih murah jadi belinya ini,” ujar Riana.
Sementara itu, meskipun harga minyak goreng kemasan masih tergolong tinggi dan belum juga turun. Namun, untuk harga minyak goreng curah sudah stabil, yaitu pada harga Rp 14 ribu per satu liter.
Kestabilan harga minyak goreng curah ini, tidak lain karena adanya peraturan pemerintah mengenai Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk minyak goreng curah.
Surati juga mengungkapkan, pembelian minyak curah seharga Rp 14 ribu hanya berlaku bagi konsumen yang membawa tempat sendiri. Sedangkan untuk konsumen yang tidak memiliki tempat akan dikenakan biaya plastik sebesar seribu rupiah.
Ia juga berharap agar ketersediaan stok minyak goreng kemasan yang sudah cukup banyak di pasaran dapat dibarengi dengan penurunan harga.
Seperti diketahui sebelumnya bahwa telah terjadi kelangkaan minyak goreng di sejumlah daerah, salah satunya adalah Yogyakarta.
Sumarno menjelaskan, sebelum adanya kebijakan HET, pihaknya melakukan operasi pasar untuk pemerataan distribusi minyak goreng. Operasi pasar telah dilakukan pada Maret sampai April 2022 di beberapa kemantren atau kecamatan.