REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengadakan pelatihan keamanan dan keselamatan di destinasi pariwisata kepada sejumlah pengelola dan pelaku wisata di wilayah itu.
"Kegiatan yang berlangsung pada 6 hingga 9 Juni 2022 tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan SDM pelaku wisata kawasan rawan bencana dalam memberikan tindakan efektif ketika terjadi bencana atau kondisi darurat," kata Kepala Dispar Kabupaten Sleman Suparmono di Sleman, Selasa (14/6/2022).
Menurut dia, sektor pariwisata menjadi salah satu penunjang pembangunan nasional sekaligus faktor strategis untuk meningkatkan pendapatan devisa negara dan masyarakat. "Namun di balik sisi positif keberadaannya, sektor pariwisata tak luput dari beragam faktor penghambat yang dapat berdampak negatif bagi individu, kelompok, maupun kewilayahan. Salah satunya ialah potensi bencana baik bencana alam maupun kecelakaan kerja," katanya.
Ia mengatakan, hal ini juga berlaku bagi Kabupaten Sleman. Mengingat posisi demografis Kabupaten Sleman berada di kawasan rawan bencana. "Kondisi inilah yang mendasari pentingnya bekal mitigasi bencana bagi pengelola destinasi pariwisata, serta berbagai pihak terkait di Kabupaten Sleman," katanya.
Suparmono mengatakan bahwa pengetahuan serta keterampilan terkait dengan mitigasi bencana ini sangat fundamental dikuasai oleh para pemangku kepentingan maupun para pengelola destinasi wisata. "Pelatihan mitigasi bencana penting untuk ke depan, karena aspek keamanan di destinasi menjadi hal yang utama bagi pengunjung," katanya.
Kegiatan ini diikuti 40 orang peserta pelatihan yang terdiri dari para pengelola destinasi wisata di Kabupaten Sleman, dan berlangsung selama empat hari berturut-turut yakni tanggal 6 - 9 Juni 2022, dengan dua lokasi berbeda yakni, Hotel Griya Persada Kaliurang dan KWDT Dieng, Banjarnegara.
"Pemilihan Dieng sebagai lokasi pelatihan dikarenakan Dieng merupakan salah satu destinasi wisata dengan potensi bencana yang lebih banyak, namun para penggiat wisata Dieng mampu mengatasi hal tersebut," katanya.
Ia mengatakan, dari pelatihan mitigasi bencana tersebut pihaknya beserta para peserta pelatihan mendapatkan banyak ilmu yang nantinya dapat diterapkan di Sleman. "Misalnya bagi Dinas Pariwisata Sleman dapat melakukan pembentukan UPTD Pengelola Wisata di Kabupaten Sleman," katanya.
Bagi pihak pengelola pariwisata Sleman itu sendiri telah dilatih selama empat hari, tiga hari pelatihan secara klasikal, dan sehari pelatihan secara langsung di Dieng yang dibimbing oleh para pengelola wisata Dieng. "Dua hal yang kami pelajari di Dieng untuk teman-teman kami dari dinas, kami belajar pembentukan UPTD Pengelola Wisata di Dieng ini UPTD ini sudah berjalan bagus. Dan di Sleman sedang berproses akan membuat, jadi tadi kami dapat masukan banyak untuk bisa kami pakai di Kabupaten Sleman," katanya.
Ia berharap ke depan dengan pelatihan tersebut, seluruh pengelola destinasi wisata dan desa wisata Kabupaten Sleman beserta pihak-pihak yang terkait dapat belajar, mengadaptasi, juga mengaplikasikan ilmu serta keterampilan yang telah diperoleh dari pelatihan mitigasi bencana tersebut. "Kami harapkan teman-teman di Sleman juga bisa belajar dari sini pengelolaan mitigasi bencana di destinasi masing-masing, di desa wisata masing-masing. Jadi itu, sekali lagi harapan kami," katanya.