Rabu 15 Jun 2022 22:17 WIB

Ganjar Dorong UMKM Daftarkan Produk ke Lapak Jateng

UMKM mau tidak mau harus siap masuk ke dunia digital.

Ganjar Dorong UMKM Daftarkan Produk ke Lapak Jateng (ilustrasi).
Foto: dok. Humas Prov. Jateng
Ganjar Dorong UMKM Daftarkan Produk ke Lapak Jateng (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,SOLO -- Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendorong pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk mendaftarkan produk mereka ke Lapak Jateng agar mampu mendongkrak penjualan.

"Hari ini kami launching LapakJateng.id untuk memberikan ruang bagi UKM kita untuk jualan dan produk yang dikurasi cukup bagus," kata Ganjar Pranowo pada peluncuran LapakJateng.id di Solo, Rabu (15/6/2022).

Baca Juga

LapakJateng yang merupakan hasil kolaborasi antara Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dengan perusahaan e-commerce Blibli tersebut adalah bagian dari pendampingan dari pemerintah kepada pelaku UMKM. "Tugas kami mendampingi dan setiap kali mereka jualan tentu kami bukakan ruang feedback dari konsumen, dengan sebuah harapan bahwa mereka akan memperbaiki kualitas, termasuk kuantitas," katanya.

Ia mengatakan salah satu yang harus menjadi perhatian produsen khususnya makanan seperti kelengkapan syarat BPOM, PIRT, tanggal kedaluwarsa, dan bahan yang terkandung dalam makanan. "Ini catatan standar biar jualannya makin bagus. Maka kami mendorong mereka karena kami ingin UKM menjadi tulang punggung ekonomi berdikari," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Chief Marketing Officer Blibli Edward Kilian Suwignyo mengatakan UMKM mau tidak mau harus siap masuk ke dunia digital. "Pas masa pandemi COVID-19 kelihatan sekali. Kalau dulu UMKM mau ke online itu pilihan, namun sejak pandemi ini jadi keharusan. Kalau bertahan dengan model bisnis yang sama, offline itu sangat sulit," katanya.

Terkait hal itu, dikatakannya, pada tahun lalu Blibli mengelar survei mengenai sejauh mana pengetahuan pelaku UMKM terhadap penjualan secara online atau daring. Dari survei tersebut ternyata banyak pelaku usaha yang sudah tahu dengan konsep penjualan tersebut.

Meski demikian, tidak mudah bagi mereka untuk beradaptasi dengan cara penjualan tersebut. "Awal nyebur mereka kaget, begitu masuk online biasanya jualan offline di mana mereka bisa menjelaskan tentang produknya, namun ketika masuk ke online konsumen lihat foto nggak detail, nggak cocok ya sudah mereka ditinggal," katanya.

Selain itu, dikatakannya, persaingan pada penjualan secara daring juga lebih ketat dibandingkan dengan penjualan secara langsung. "Misalnya ada batik harga Rp60.000 dan ada yang harganya Rp300.000, kelihatannya hampir sama. Akhirnya konsumen lebih pilih yang murah. Jadi mereka nggak siap dengan packaging, foto. Terkait hal ini perlu adanya pendampingan," katanya.

Ia mengatakan upaya yang dilakukan oleh Blibli adalah membantu kebutuhan para produsen agar mereka lebih siap bersaing. "Kami bantu UKM di masa awal karena mereka banyak yang tidak siap. Kalau bikin yang beda kan susah," katanya.

Disebutkan, LapakJateng.id merupakan rumah besar bagi UKM di Jawa Tengah. Di dalamnya ada berbagai produk yang berasal dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah. "Hingga saat ini di Jawa Tengah sudah lebih dari 2.500 UMKM yang gabung, harapannya dengan dukungan dari pak gubernur bisa menstimulasi UMKM agar makin dikenal," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement