REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Pemkab Sleman melakukan panen raya beras organik menerapkan sistem pertanian presisi di Kalurahan Sumberejo, Kapanewon Prambanan. Ini kolaborasi antara TelkomselDFE dan Koperasi Milenial Petani Kreatif Yogyakarta (Kompakyo).
Adrian Leo Hadipradata dari Kompakyo mengatakan, dengan sistem pertanian presisi tersebut, petani semakin dipermudah dengan adanya bantuan teknologi. Antara lain teknologi-teknologi yang digunakan dalam penanaman padi organik tersebut.
Ada alat untuk memantau cuaca atau Automatic Weather Station (AWS) dan drone untuk penyemprotan pestisida. Lahan organik Kompakyo di Kalurahan Sumberharjo ada 10 hektar. Ia berharap, lahan itu ke depannya dapat mencapai 100 hektar.
"Sekaligus dapat menjadi tempat belajar petani milenial dari hulu hingga hilir," kata Adrian, Kamis (23/6/2022).
Pada kesempatan itu, turut diselenggarakan upacara wiwitan sebelum dimulainya panen padi organik. Upacara wiwitan sendiri merupakan salah satu tradisi dari masyarakat Jawa pada umumnya sebagai ungkapan syukur atas berkah yang didapat.
Sekaligus, doa bersama kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar diberikan hasil panen yang baik. Selain itu, turut ditampilkan seni teaterikal yang menggambarkan sosok Dewi Sri sebagai penjaga tanaman padi dari serangan hama.
Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa berharap, dengan adanya sistem pertanian presisi yang digagas TelkomselDFE dan Kompakyo ini semakin menggugah generasi milenial untuk bertani. Sebab, generasi milenial lebih mudah mengoperasikannya.
Termasuk, mengoperasikan teknologi yang ada dalam sistem pertanian presisi tersebut, sehingga hasilnyapun diharapkan bisa lebih optimal. Saat ini, ia mengungkapkan, di Kabupaten Sleman mayoritas petani itu di atas usia 50 tahun.
"Maka, dengan adanya pertanian presisi ini dapat menggugah para generasi milenial untuk mencintai pertanian," ujar Danang.