REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Israel dinyatakan lolos Kualifikasi Piala Dunia U-20 2023 zona Eropa menemani Inggris, Prancis, Italia, dan satu tiket lain yang masih diperebutkan. Kabar lolosnya Israel ke Piala Dunia U-20 2023 langsung mendapatkan respons negatif masyarakat Indonesia.
Anggota Komisi I DPR, Sukamta, menyebut ada banyak catatan yang harus diperhatikan oleh pemerintah Indonesia terkait kabar lolosnya Israel dalam Piala Dunia U-20 yang akan berlangsung di Indonesia tersebut.
"Pertama, Indonesia mendapatkan mandat dari Federasi Sepak Bola Internasional untuk menjadi penyelenggara Piala Dunia U-20 2023. Hal ini tentu harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Baik dari kesuksesan penyelenggaraan hingga manfaat secara sosial ekonomi dan sepak bola Indonesia," kata Sukamta dalam siaran pers yang diterima Republika, Kamis (30/6/2022).
Kedua, berdasarkan hasil kualifikasi Israel lolos ke Piala Dunia U-20 2023, secara diplomatik Indonesia tidak memiliki hubungan dengan Israel. Maka, keikutsertaan Israel dalam Piala Dunia U-20 2023 bukan berarti Indonesia mengakui Israel. Kelolosan Israel berdasarkan aturan FIFA, Indonesia sebagai penyelenggara tidak bisa mencampuri aturan yang sudah ditetapkan tersebut.
Namun catatan ketiga, momentum keikutsertaan Israel ke Piala Dunia U-20 2023 bisa dijadikan seruan kepada dunia bahwa masih ada ketidakdilan dalam hubungan kemanusiaan dan sepak bola.
"Ketika Rusia melakukan agresi ke Ukraina, FIFA memberikan sanksi kepada Federasi Sepakbola Rusia. Namun sikap berbeda dilakukan terhadap Federasi Sepakbola Israel," katanya.
Israel telah melakukan penjajahan terhadap negara Palestina, namun Federasi Sepakbola Israel tidak mendapatkan atas tindakan negaranya. Standar ganda FIFA ini harus terus kita suarakan ketika Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.
"Terkait dengan sanksi ini, tidak berarti Indonesia mendukung agresi Rusia ke Ukraina. Namun lebih pada mempertanyakan inkonsistensi sikap FIFA," kata wakil rakyat dari Yogyakarta ini.
Wakil Ketua Fraksi PKS ini mengingatkan bahwa amanah UUD 1945 dan para pendiri bangsa bahwa penjajahan di muka bumi harus dihapuskan. Lebih khusus lagi dukungan Indonesia dalam perjuangan kemerdekaan Palestina adalah harga mati Palestina atas dukungan Palestina sebagai negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia.