REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Solo Raya mendorong pelaku mebel lokal menjadi vendor BUMN untuk mendongkrak volume produksi."Sebetulnya secara umum sudah ada beberapa pelaku mebel yang sudah ikut aplikasi PaDi UMKM, tapi di Solo Raya sepertinya banyak yang belum ikut," kata Ketua HIMKI Solo Raya Haryanto dalam Seminar Vendor Barang dan Jasa BUMN di Solo, Jawa Tengah, Kamis (30/6/2022).
Ia mengatakan dengan keterlibatan di Pasar Digital (PaDi) UMKM diharapkan pelaku mebel di Solo Raya bisa meningkatkan produktivitas."Sebagian lagi juga tidak hanya fokus pada pasar ekspor. Tentu jadi keuntungan tersendiri bisa menjadi vendor BUMN. Walaupun sudah ekspor jangan sampai mebel yang ada di pemda atau BUMN diisi oleh barang impor," katanya.
Ia juga berharap dari sekitar 80 pelaku mebel yang menjadi peserta seminar tersebut, sedikitnya 70 persen bisa menjadi vendor dari BUMN."Apalagi kan penyerapan barang dan jasa digenjot sampai 40 persen dari UMKM," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Sekjen DPP HIMKI Heru Prasetyo mengatakan secara nasional tahun ini ditargetkan produksi mebel mencapai 5 miliar dolar AS. Namun sampai dengan saat ini realisasi angka produksinya baru mencapai 3,2 miliar dolar AS.
"Dari total tersebut kontribusi dari Jawa Tengah sekitar 26 persen," katanya.
Dalam hal ini, dikatakannya, pemerintah mendorong untuk menggeliatkan pasar mebel dalam negeri menyusul potensi pasar di dalam negeri yang sangat besar."Misalnya untuk kebutuhan meja dan kursi sekolah saja bisa mencapai Rp8 triliun. Ini merupakan angka yang sangat besar," katanya.
Ia mengatakan sejauh ini ada sebanyak 35 perusahaan di Solo Raya yang sudah memiliki sertifikat Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN)."Harapannya pemerintah bisa membeli produk kami," katanya.