REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Permasalahan stunting atau kekurangan gizi kronis pada anak menjadi hal yang harus segera ditangani. Hal ini karena anak-anak merupakan masa depan bangsa yang harus dipersiapkan sejak usia dini untuk menjadi generasi penerus dengan kualitas unggul.
Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Ibu PAUD Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Gusti Kanjeng Bendara Raden Ayu Adipati Paku Alam X mengatakan Pokja Ibu PAUD memiliki peran penting dalam menanggulangi stunting pada anak dan mendorong serta mendampingi para orang tua untuk mewujudkan generasi emas anak-anak di Yogyakarta.
“Usia dini merupakan usia emas untuk tumbuh dan berkembangnya anak sehingga investasi usia dini yang bernilai tinggi. Selain meningkatkan angka partisipasi kasar PAUD melalui belajar dan bermain. Pokja Ibu PAUD bertugas mengawal kualitas pendidikan anak-anak usia dini dan mengupayakan penanggulangan stunting pada anak,” ujar Gusti Kanjeng dalam acara peluncuran kembali PAUD Generasi Maju, Jumat (7/1/2022).
Gusti Kanjeng menjelaskan persoalan stunting masih membayangi jutaan anak di Indonesia. Penanggulangan stunting menjadi salah satu program utama dalam jenjang PAUD dengan mencipatakan PAUD holistik integratif. Maksudnya adalah pengembangan anak usia dini dilakukan dengan memenuhi kebutuhan esensial anak secara simultan, sistematis, dan terintegrasi.
“Pokja Ibu PAUD Daerah Istimewa Yogyakarta berkomitmen untuk menjaga stunting melalui kegiatan-kegiatan yang masif. Seperti, membangun kemitraan dengan berbagai pihak. Upaya ini bertujuan agar anak-anak di Yogyakarta dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal,” jelasnya.
Terdapat tiga hal yang harus diperhatikan dalam mencegah stunting yaitu, perbaikan pola makan, pola asuh, dan perbaikan sanitasi serta akses terhadap air bersih. Pemenuhan gizi seimbang kepada anak dapat dilakukan dengan menerapkan panduan program ‘Isi Piringku.’ Program tersebut menjelaskan dalam satu piring harus terdiri dari 50 persen buah dan sayur dan 50 persen karbohidrat serta protein.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Emma Rahmi Aryani mengimbau kepada para orang tua untuk lebih rajin ke posyandu untuk mengetahui status perkembangan kesehatan anak melalui catatan Kartu Menuju Sehat (KMS).
“Otomatis yang terlihat berat badannya itu tidak berkembang. Kemudian kecerdasannya, tidak hanya tumbuh saja tetapi kembangnya juga berpengaruh terhadap perkembangan otak. Selain itu, juga bisa sering sakit-sakitan, dari grafik KMS-nya nanti dapat kelihatan. Misalnya usia sembilan bulan sudah bisa apa tetapi anak itu belum bisa, ini menjadi tanda-tanda apakah anak itu stunting atau tidak,” jelas Emma saat ditemui di sela-sela acara peluncuran kembali PAUD Generasi Maju.