REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X angkat bicara terkait tawuran yang terjadi di Jalan Seturan Raya, Depok, Kabupaten Sleman, DIY. Sultan pun menyesalkan terjadinya aksi tawuran tersebut.
"Saya sudah minta untuk tidak (ada) kekerasan," kata Sultan di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Senin (4/7/2022).
Tawuran tersebut terjadi antara dua kelompok. Kejadian itu diketahui buntut dari dugaan penganiayaan yang sudah terjadi sebelumnya di salah satu tempat hiburan yang ada di Jalan Babarsari, Sleman.
"Kalau saya, kenapa harus terjadi kekerasan, dalam arti kekerasan itu (kekerasan) fisik," ujar Sultan.
Kelompok yang tawuran ini diduga melibatkan warga dari Indonesia Timur. Meskipun begitu, belum ada kejelasan lebih lanjut terkait kelompok yang terlibat dalam tawuran ini.
Sultan pun menuturkan, pihaknya sudah pernah berdialog dengan warga dari Indonesia Timur sebelumnya. Saat itu, kata Sultan, sudah ada kesepakatan bahwa tidak akan terjadi aksi-aksi kekerasan di DIY.
"Dua atau tiga tahun yang lalu saya pernah berdialog dengan mereka di Depok sana, dan mereka minta waktu untuk berubah. Ya rata-rata mereka datang ke sini kan di samping mungkin secara individu, tapi juga mungkin mahasiswa ya," jelasnya.
Sultan menegaskan agar aksi ini ditangani sampai tuntas oleh pihak kepolisian. Diharapkan, ke depannya tidak ada lagi kejadian serupa yang terjadi di DIY, terlebih yang mengakibatkan kerusakan, bahkan korban.
"Saya tidak mau di Yogya ini ajang kekerasan fisik menjadi kebiasaan," kata Sultan.