Kamis 07 Jul 2022 16:21 WIB

Seniman Daun Gatal Maknai Perubahan Zaman dengan Karya Seni

Pameran ini juga bertujuan untuk menampilkan eksistensi dari Kelompok Daun Gatal.

Rep: c01/ Red: Fernan Rahadi
Pengunjung sedang melihat-lihat karya lukisan dari Kelompok Daun Gatal di Bentara Budaya, Kotabaru, Yogyakarta, (6/7/2022) malam.
Foto: dokpri
Pengunjung sedang melihat-lihat karya lukisan dari Kelompok Daun Gatal di Bentara Budaya, Kotabaru, Yogyakarta, (6/7/2022) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Para seniman yang tergabung dalam kelompok Daun Gatal mengadakan pameran karya seni rupa. Hal ini dilakukan sebagai bentuk pemaknaan terhadap perubahan zaman yang terus terjadi.

Ketua Kelompok Daun Gatal, Muhammad Toyib mengatakan tema yang diangkat dalam pameran kali ini adalah ‘Homo: Jagad Owah Gingsir.’ Pameran ini diadakan di Bentara Budaya, Kotabaru, Yogyakarta.

"Homo menurut bahasa Yunani itu artinya manusia. Nah, kalau Jagad Owah Gingsir itu artinya dunia selalu berubah. Jadi kita, mengekspresikan perubahan-perubahan zaman baik secara personal atau impersonal lewat karya yang akan dipamerkan,” kata Toyib saat ditemui di acara pameran, Rabu (6/7/2022).

Kelompok Daun Gatal dibentuk tahun 2017. Anggota kelompok ini merupakan para alumni dari Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. 

Toyib menjelaskan nama kelompok tersebut diambil dari filosofi daun gatal yang banyak ditemukan di Indonesia Timur. Di sana daun gatal digunakan untuk mengobati pegal-pegal.

Dari filosofi tersebut, daun gatal dipilih sebagai nama karena dengan daun gatal para seniman ini dapat mengobati pegal-pegal dengan melukis setelah menjalani berbagai rutinitas.

Pameran kali ini diikuti oleh tujuh seniman, yaitu Muhammad Toyib, Andi Hansal, Chrisna Banyu, Dicky Takndare, Fadhlil Abadi, Phaksi Kharisma Dewa, dan Risao Pambudi.

Salah satu pengunjung yang datang ke acara pameran ini, Ricky Pratama (25) merasa antusias melihat berbagai karya-karya lukisan.

“Memang suka sama seni ya. Paling ditunggu itu karyanya Andi Hansal. Apalagi temanya juga relevan dengan saat ini. Kata orang kan hati manusia juga selalu berubah-ubah,” ujar Ricky.

Toyib mengatakan selain untuk mengekspresikan perubahan zaman lewat karya, pameran ini juga bertujuan untuk menampilkan eksistensi dari Kelompok Daun Gatal dan sebagai tempat untuk masyarakat belajar tentang seni.

Ia berharap dengan pameran ini dapat menjadi refleksi bagi siapa pun bahwa dunia ini akan selalu berubah. Rencananya, acara seperti ini akan diadakan setiap tahun. Untuk bisa melihat berbagai karya, para pengunjung tidak dikenakan biaya masuk.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement