REPUBLIKA.CO.ID,MALANG -- Desa Wisata Pujonkidul, Kecamatan Pujon, kini menjelma menjadi salah satu wisata populer di Kabupaten Malang. Bahkan, kesuksesan Pujonkidul mampu menginspirasi banyak daerah-daerah lain untuk mengembangkan pula desa wisata.
Cafe Sawah tentu merupakan salah satu daya tarik paling besar di Desa Wisata Pujonkidul. Salah satu bukti nyata kesuksesannya tidak cuma menjadi populer di media sosial, tapi mampu menggerakkan banyak potensi tersembunyi Pujonkidul.
Masyarakat yang beberapa tahun lalu mayoritas masih menjadi petani atau peternak murni, hari ini mampu menambah pundi-pundi pemasukannya sebagai pelaku usaha wisata. Perlahan tapi pasti, kesejahteraan masyarakat Pujonkidul meningkat.
Cerita sukses ini tidak lain bisa diwujudkan melalui keberanian sosok Kepala Desa Pujonkidul, Udi Hartoko, yang mampu menyinergikan Bumdes dan Pokdarwis. PADes yang pada 2011 baru Rp 20-30 juta, pada 2018 mampu melebihi Rp 1,3 miliar.
Kaur Keuangan Pemdes Pujonkidul, Anas Taufiq menegaskan, kehadiran Bumdes tidak semata mencari keuntungan tapi menjadi solusi permasalahan masyarakat. Kuncinya ada di perencanaan, melibatkan partisipasi masyarakat dalam kerangka perencanaan.
"Kita harus bisa menjawab permasalahan masyarakat, jadi kita mengidentifikasi potensi dan mengidentifikasi masalah, menjadikannya dokumen desa. Bumdes Sumber Sejahtera sudah mampu merekrut 150 orang, ini jawaban permasalahan kemiskinan," kata Taufiq, Rabu (6/6/2022).
Bahkan, ia mengungkapkan, ketika ada hantaman seperti pandemi Covid-19 dan PMK, masyarakat yang terdampak dikorelasikan jadi pelaku wisata dan direkrut Bumdes. Jadi, manfaat kehadiran Bumdes harus benar-benar dirasakan masyarakat sekitar. "Kebanggan kita bisa memberi dampak kepada masyarakat," ujar Taufiq.
Selain itu, keterbukaan informasi kunci sukses lain dari Pujonkidul. Bahkan, Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) dipajang di papan informasi besar depan Balai Pertemuan Desa Pujonkidul, bisa dilihat setiap orang yang melintas.
Informasi mulai dari pendapatan, pembiayaan sampai pembelanjaan bisa dilihat. Pada 2021, misal, pendapatan berasal dari PAD dengan total Rp 1.675.000.000, terdiri dari Bagi Hasil Bumdes Rp 1.500.000.000 ditambah TKD Rp 175.000.000.
Lalu, pendapatan dari Transfer dengan total Rp 1.529.950.550. Terdiri dari Dana Desa (DD) Rp 974.357.000, Anggaran Dana Desa (ADD) Rp 519.593.550 dan Penerimaan Bagi Hasil (PBH) Rp 36.000.000. Kemudian, pembiayaan Silpa 2020 Rp 230.897089.
Informasi pembelanjaan merinci. Ada tunjangan kepala desa, perangkat, honor staf, pelatihan pembuatan susu, pendidikan paket C, bedah rumah, drainase, sarpras, pipanisasi dan banyak lagi. Ada pula tiga nomor WhatsApp untuk pengaduan warga.
Kesuksesan ini banyak menuai decak kagum berbagai kalangan. Termasuk, Bupati Sleman, Kustini Purnomo dan Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa, yang bahkan melakukan kunjungan secara langsung ke Cafe Sawah di Desa Wisata Pujonkidul.
Mereka turut membawa kepala-kepala dinas terkait untuk melakukan studi tiru, menularkan kesuksesan Kabupaten Malang ke Kabupaten Sleman. Kustini berharap, cerita sukses itu lahir pula dari desa-desa wisata yang ada di Kabupaten Sleman.
"Semoga bisa mendorong masyarakat bekerja sama, mendorong tumbuh kembang desa wisata di Sleman," kata Kustini.