REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- SDN 197 Sriwedari, Kecamatan Laweyan, Solo, Jawa Tengah, sepi peminat. Pada tahun ajaran 2022-2023, hanya ada satu murid yang mendaftar di kelas satu.
Kepala Sekolah SDN 197 Sriwedari, Bambang mengatakan, faktor geografis jadi salah satu penyebabnya. Pasalnya hanya ada dua kampung di dekat sini, itupun anak usia SD-nya jarang.
"Salah satu faktornya geografis yang di lingkungan bisnis. Sedikit di sini dan kecil. Dulu sebelum ada banyak hotel, perkantoran, dan GOR banyak kampung sehingga banyak anak, tapi sekarang tidak," ungkapnya ketika ditemui pada Senin (11/7/2022).
Selain itu, ia mengungkapkan dengan adanya zonasi memperparah penerimaan siswa. Sebab calon murid yang dari luar tidak bisa masuk secara online. "Adanya zonasi menambah berkurangnya siswa karena yang dari luar tidak bisa masuk secara online, tidak seperti dulu," kata dia.
Menurut Bambang sudah sejak tiga tahun lalu SDN Sriwedari 197 sepi peminat dalam PPDB online. Dalam PPDB tahun ini hanya ada satu dari tiga pemilih yang menempatkan SDN Sriwedari sebagai pilihan pertama.
"Penurunan siswa setahu saya sekitar tiga tahun lalu. Kemarin, dari tiga orang hanya satu yang memilih di sini. Jadi total ada dua murid soalnya yang satu tidak naik kelas" ujarnya.
Selain itu, menurut Bambang banyak orang tua yang lebih memilih anaknya disekolahkan di sekolah swasta di daerah ini. Alasannya, karena orang tua sibuk bekerja.
"Di sini lingkungannya banyak orang kaya jadi mereka memutuskan untuk menyekolahkan di swasta. Sekaligus untuk menitipkan anaknya ketika kedua orang tuanya bekerja," ungkap dia.
Sekarang, jumlah total murid di SDN Sriwedari 197 mencapai 54. Terdiri dari kelas I ada dua, kelas II ada tiga, kelas III ada lima, kelas IV ada 17, dan terbanyak kelas VI ada 19.