Rabu 13 Jul 2022 19:21 WIB

Platform Belajar.id Bantu Para Guru Beradaptasi di Era Pandemi

Proses pembelajaran menjadi lebih efisien dan efektif.

Kemendikbudristek merilis platform Belajar.id yang memberikan akses kepada para pengajar dan murid ke alat-alat kolaborasi Google Workspace for Education seperti Google Classroom, Google Meet, Google Chat, Google Drive, serta menggelar pelatihan-pelatihan bagi tenaga pendidik untuk aktivasi akun ini.
Foto: republika/mardiah
Kemendikbudristek merilis platform Belajar.id yang memberikan akses kepada para pengajar dan murid ke alat-alat kolaborasi Google Workspace for Education seperti Google Classroom, Google Meet, Google Chat, Google Drive, serta menggelar pelatihan-pelatihan bagi tenaga pendidik untuk aktivasi akun ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada awalnya, ketika gelombang pandemi Covid-19 mencapai Indonesia, para tenaga pendidik kewalahan dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Mereka kaget dan bingung karena terbiasa melakukan kegiatan mengajar secara tatap muka. Saat itu, para tenaga pendidik mengandalkan teknologi seperti aplikasi konferensi video dan pesan instan versi trial dalam menggelar PJJ.

“Waktu itu ada macam-macam caranya, ada yang pakai aplikasi pesan instan, meetingnya pakai aplikasi konferensi video, tapi kan trial dan ada batas waktunya,” ujar Sumadi, tenaga pendidik asal Kepulauan Riau, dalam siaran pers, Kamis (23/6/2022). Saat ini, Sumardi juga berperan sebagai Kapten Belajar.id, yaitu pemimpin komunitas pendidik belajar yang dikelola oleh Pusdatin-Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek)

Menjelang akhir 2020, Kemendikbudristek merilis platform Belajar.id yang memberikan akses kepada para pengajar dan murid ke alat-alat kolaborasi Google Workspace for Education seperti Google Classroom, Google Meet, Google Chat, Google Drive, serta menggelar pelatihan-pelatihan bagi tenaga pendidik untuk aktivasi akun ini. Saat itu, para tenaga pendidik pun mulai belajar memanfaatkan platform tersebut. Perubahan paling signifikan terjadi ketika para tenaga pendidik mulai beralih ke kegiatan belajar-mengajar tanpa menggunakan kertas alias paperless

Berkat platform Belajar.id, proses pembelajaran menjadi lebih efisien dan efektif. Perangkat yang digunakan pun bisa efektif tanpa perlu khawatir ruang penyimpanannya akan cepat penuh, sebab fitur Google Drive dalam Belajar.id bisa diandalkan untuk menyimpan data pembelajaran/akademis dalam jumlah besar.

“Dulu kan memakai aplikasi pesan instan. Saat ujian itu kan murid menggunakannya untuk memotret jawaban soal. Ini bikin memori penuh. Mereka harus hapus manual, butuh waktu juga. Nah, kalau pake Google Drive di Belajar.id itu masih sangat cukup untuk sharing file saat ujian,” jelas Sumadi.

Berkat platform ini, kegiatan PJJ melalui Google Meet menjadi lebih optimal. Selain itu, lewat Google Classroom, sistem pembelajaran dengan akun Belajar.id juga lebih rapi dan sistematis.

“Melalui Google Classroom, para guru bisa menaruh materi, soal-soal latihan, dan ujian. Ada juga fitur untuk merekam. Jadi, bagi siswa yang berhalangan hadir, mereka masih bisa mendapatkan materi,” jelas Sumadi.

Dari sisi aksesibilitas juga lebih optimal. Pasalnya, data tersimpan di Cloud sehingga bisa diakses oleh para guru, murid dan kepala sekolah dimana pun dan kapan pun. “[Belajar.id] ini sangat membantu sekali, user friendly, konsepnya sederhana dan fiturnya bisa diandalkan. Tidak hanya di Indonesia bagian barat saja, yang notabene jaringan internet lebih kuat, melainkan juga di daerah yang blank spot,” ujar Sumadi.

Secara terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Kepulauan Riau Andi Agung juga mengakui efektivitas platform Belajar.id. Ia mengatakan, berkat Belajar.id, pembelajaran juga menjadi lebih variatif. Para guru bisa menggunakan model pembelajaran berbasis TIK, seperti Flip Class, problem-based learning, project-based learning, dan Arena Belajar Mandiri.

“Sebelum ada platform Belajar.id, proses belajar-mengajar masih menggunakan media papan tulis, spidol dan kertas. Misalnya untuk ulangan maupun pengerjaan tugas harian. Setelah menerapkan platform Belajar.id, semuanya paperless,” ujar Andi.

Setelah adanya sosialisasi Google for Education di Provinsi Kepri pada 7 April 2022, aktivasi akun Belajar.id pun meningkat secara signifikan. Akun pembelajaran Belajar.id telah dimanfaatkan oleh pengawas, kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan lainnya serta peserta didik di Provinsi Kepri dan provinsi-provinsi lain di Indonesia. Capaian aktivasi di Provinsi Kepri mencapai 49,95 persen per 9 Juli 2022, sehingga masuk 10 besar capaian aktivasi terbanyak di nasional.

Para tenaga pendidik di Kepri pun semakin terbiasa menggunakan fitur-fitur di Belajar.id. Fitur yang paling sering digunakan yakni Google Meet dan Google Classroom. 

“Saat pandemi, guru sulit untuk memberi bimbingan jika siswa kesulitan atau kurang memahami pelajaran. Kini, melalui akun Belajar.id, para siswa bisa berkonsultasi dengan guru melalui Google Meet atau Google Classroom secara langsung,” kata Andi.

Tingginya aktivitasi Belajar.id tak lepas dari upaya Disdik Provinsi Kepri maupun Kapten dan Co-Kapten. Upaya yang dilakukan termasuk sosialisasi yang gencar disertai pelatihan bagi tenaga pendidik.

Sejak awal 2021 hingga saat ini, ada 11 pelatihan yang digelar untuk 7 kabupaten/kota di Provinsi Kepri. Kerja sama dan kolaborasi antara Kapten dengan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) dan Disdik juga menjadi kunci implementasi akun Belajar.id yang maksimal.

Menurut Sumadi, Kapten Belajar.id dari Kota Batam, pelatihan-pelatihan tersebut telah menjangkau guru dan kepala sekolah di semua jenjang, mulai dari PAUD hingga SMA. 

Selain pelatihan, Sumadi mengatakan bahwa timnya juga membuat konten sosialisasi melalui podcast dan Youtube Channel Educast Kepri. Tujuannya adalah agar pengguna menjadi lebih tertarik melakukan aktivasi akun Belajar.id. 

Ke depan, Sumadi berharap agar lebih banyak insan pendidikan yang melakukan akun Belajar.id sehingga tujuan digitalisasi sekolah bisa lebih cepat tercapai guna mendukung program-program Kemendikbudristek lain, seperti Kurikulum Merdeka Mengajar, dan Sekolah Penggerak. 

Peran Kapten dan Co-Kapten di masing-masing daerah juga bisa lebih ditingkatkan dan dibekali dengan pengetahuan yang memadai. “Kami sangat senang bila ada pelatihan-pelatihan tambahan untuk Kapten dan Co-Kapten sehingga meningkatkan skill juga,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement