Kamis 14 Jul 2022 10:50 WIB

Memahami Rasa 'Insecure' dan Cara Menghadapinya

Insecure timbul pula karena kepercayaan diri yang tidak tinggi.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Ilustrasi gangguan kecemasan
Foto: Needpix
Ilustrasi gangguan kecemasan

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Dosen Fakultas Psikologi UGM, Acintya Ratna Priwati mengatakan, insecure adalah perasaan tidak mampu, kurang percaya diri, disertai kecemasan dan ketidakpastian akan tujuan, kemampuan maupun hubungan dengan orang lain.

Insecure bisa muncul dalam berbagai bentuk yang secara umum terkait perasaan ditolak, tidak dicintai, terisolasi, dan lainnya. Bisa muncul karena secara alami manusia terbiasa membandingkan diri, memberi penilaian, dan mengevaluasi diri.

Salah satunya karena pengalaman masa lalu kurang menyenangkan. Bisa berupa komen negatif dari orang yang dianggap penting atau melihat pengalaman orang lain yang kurang menyenangkan. Menjadikannya ingin menghindari dan menyesuaikan perilaku.

"Peristiwa ini terekam dalam memori tidak sadar dan membentuk pola perilaku tertentu diri kita maupun orang lain (critical inner voices)," kata Acintya, Kamis (14/7/2022).

Faktor lain berada dalam situasi yang melibatkan kecemasan sosial. Misalnya, terlibat dalam aktivitas yang dijalani bersama orang lain sehingga orang lain memperhatikan diri maupun sebaliknya diri berpusat kepada orang lain.

Hal itu menyebabkan munculnya pemikiran membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Insecure timbul pula karena kepercayaan diri yang tidak tinggi. Acintya memaparkan berbagai bentuk insecure, salah satunya dalam relasi pertemanan.

Akan ada perasaan untuk terus membandingkan diri dengan teman dalam kelompok. Lalu merasa lebih rendah ataupun iri terhadap pencapain teman dalam kelompok. Menurut dia, membandingkan diri dengan lingkungan sebenarnya cukup wajar.

"Tapi, tugas kita mengubah rasa negatif dalam diri menjadi motivasi untuk jadi individu yang lebih baik," ujar Acintya.

Dalam relasi hubungan romantis, insecure bisa muncul dalam bentuk cemburu atau bergantung secara berlebih. Selalu mencari persetujuan dan bergantung pasangan. Dalam pekerjaan, insecure bisa berupa terus kompetitif dalam berbagai bidang.

Kemudian, memberikan alasan untuk mengkritisi orang lain atau justru menunda pekerjaan maupun tugas yang diberikan. Walau manifestasi perilakunya beragam, namun kunci perilakunya memperlihatkan ke orang lain kalau dirinya lebih baik.

Dijelaskan, insecure berdampak ke kehidupan seseorang. Mereka jadi kurang bisa menerima diri sendiri karena tidak melihat keadaan secara objektif. Berakibat perilaku sabotase diri seperti perfeksionis atau menunda pekerjaan.

Selain itu, sangat bergantung penilaian orang lain. Kondisi ini muncul karena diri sendiri kurang mendapatkan suplai dukungan bagi diri sendiri. Berdampak pula ke hubungan dengan orang lain karena mudah tenggelam perasaan negatif. "Yang akan berujung kepada perasaan negatif lainnya," kata Acintya.

Untuk mengatasi insecure, ia menyarankan, untuk mengenali kondisi diri sebaik mungkin. Kapan diri dalam kondisi terbaik maupun terburuk, termasuk mengidentifikasi saat diri sedang cenderung melakukan perbandingan sosial.

Lalu, menerima emosi dan perbandingan diri yang dilakukan diri secara otomatis. Mencari umpan balik dari orang yang dapat dipercaya dan menyampaikannya secara lugas. Jika kurang nyaman secara langsung, bisa mengurai isi pikiran ke kertas.

"Mengurai isi pikiran di selembar kertas bisa membantu menyalurkan emosi," ujarnya.

Belajar dari kesalahan dengan menguatkan self esteem maupun self confidence. Kemudian, melakukan hal-hal terbaik untuk mengejar tujuan personal. Terbuka ke berbagai strategi pengembangan diri, bila dibutuhkan cari bantuan profesional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement