Kamis 14 Jul 2022 10:55 WIB

SD Negeri Ini Memulai Sekolah Tanpa Peserta Didik Baru

Lokasi sekolah relatif jauh dari permukiman warga.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Suasana kegiatan belajar mengajar di SD Negeri Sugihan 3, Desa Sugihan, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, Kamis (14/7). Sekolah ini mengawali tahun ajaran baru 2022/ 2023 tanpa peserta didik baru.
Foto: Dokumen
Suasana kegiatan belajar mengajar di SD Negeri Sugihan 3, Desa Sugihan, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, Kamis (14/7). Sekolah ini mengawali tahun ajaran baru 2022/ 2023 tanpa peserta didik baru.

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Memulai kegiatan pembelajaran hanya dengan beberapa orang murid, sedang menjadi fenomena di sejumlah sekolah dasar (SD) di beberapa daerah pada tahun ajaran baru 2022/2023 ini.

Namun sebuah SD Negeri di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah ini, memulai tahun ajaran baru kali ini tanpa seorang pun peserta didik baru, setelah tidak ada pendaftar pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) beberapa waktu lalu.

"Untuk tahun ini tidak ada peserta didik baru kelas I, karena memang tidak ada calon peserta didik yang mendaftar," ungkap Kepala Kepala Sekolah SD Negeri Sugihan 3, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, Septina Ika Kardasih, Kamis (14/7/2022).

Menurutnya, ada beberapa penyebab hingga sekolahnya tidak mendapatkan peserta didik baru pada tahun ajaran kali ini. Salah satunya  karena lokasi SD Negeri Sugihan yang relatif jauh dari permukiman warga.

Anak usia sekolah, lanjutnya, cenderung mendaftar di sekolah yang dekat dengan rumah mereka. Terlebih di Desa Sugihan ada empat SD, tiga di antaranya SD Negeri dan satu SD swasta yang letaknya berada di tengah permukiman.

Berbeda dengan SD Negeri Sugihan yang lokasi bangunannya berada di wilayah pinggiran desa. Sehingga minat calon peserta didik untuk mendaftar di SD Negeri Sugihan 3 memang terus mengalami penurunan.

Saat ini, jumlah peserta didik SD Negeri Sugihan 3 dari kelas II hingga kelas VI total hanya 30 anak. Maka  jumlah rombongan belajar (rombel) di tiap-tiap kelas berkisar lima hingga enam peserta didik saja.

"Kendati begitu, baik para guru maupun siswa tetap memiliki semangat yang besar untuk melaksnakan proses kegiatan belajar di sekolah," tegas Ika.

Sementara itu, salah satu peserta didik kelas VI, Zulaika (12 tahun) mengaku tidak berkecil hati meski jumlah peserta didik di sekolahnya hanya sedikit. Dalam satu kelas hanya ada  lima anak.

Menurutnya, situasi sekolah memang sepi, tidak seperti sekolah lainnya yang ada di Desa Sugihan. Tetapi ia mengaku situasinya lebih tenang dan kian nyaman untuk kegiatan belajar.

"Memang sepi tapi enak. Kalu bisa beberapa fasikitas sekolah yang rusak bisa segera diperbaiki, sehingga kegiatan di sekolah akan semakin menyenangkan," ungkapnya.

Ia menambahkan, kendati tahun ini tidak ada peserta didik baru, sekolah telah menyiapkan program agar ke depan ada tambahan siswa baru. Yakni dengan menyiapkan TK rintisan dengan memanfaatkan ruang yang masih ada di sekolahnya.

Harapan anak-anak dari TK rintisan tersebut akan melanjutkan pendidikannya di SD Negeri Sugihan 3.  "Alhamdulillah, saat ini sudah berjalan dan sudah ada tujuh anak peserta didik TK rintisan tersebut," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement