REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Daerah (Pemda) DIY mempercepat pelaksanaan vaksinasi penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak. Hal ini mengingat DIY diindikasikan sebagai provinsi yang berstatus siaga darurat PMK.
DIY kembali menerima vaksin PMK dari pemerintah pusat yakni sebanyak 8.000 dosis. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY Sugeng Purwanto mengatakan, pihaknya akan segera mendistribusikan vaksin yang baru saja diterima ini ke kabupaten/kota.
"Jumlahnya sekitar 8.000 vaksin baru datang tadi malam, Kamis (14/7). Saat ini sudah di kami (vaksinnya), namun masih ada di balai," kata Sugeng di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Jumat (15/7).
Sugeng menyebut, dari DPKP DIY akan mendistribusikan kiriman baru vaksin tersebut mulai Jumat (15/7) sore ini. Distribusi vaksin juga berdasarkan proporsi dari kasus PMK yang ada di masing-masing kabupaten/kota.
"Paling cepat hari ini (didistribusikan), seharusnya semalam namun situasi tidak memungkinkan. Kami langsung plotting, kita bicara dengan teman-teman kabupaten. Kita akan top down, itu kan ada proporsi mana yang lebih clear, yang penting ini harus dipakai," ujar Sugeng.
Sasaran vaksinasi PMK kali ini akan diprioritaskan pada sapi yang relatif muda. Pasalnya, di tahapan vaksinasi PMK sebelumnya prioritaskan pada sapi perah.
"Untuk perah sudah semua (divaksin), saat ini fokus untuk pedaging. Diarahkan ke anak sapi (pedet) yang sehat, kalau (sapi) yang sudah tua nanti jika yang muda sudah semua," katanya menambahkan.
Sugeng menjelaskan, saat ini terdapat 7.100 sapi perah di DIY yang terpapar PMK dari total 800.000 sapi ternak di DIY. Meskipun begitu, katanya, angka tersebut masih kecil jika dibandingkan dengan total sapi di DIY.
"Kalau dibandingkan dengan total populasi ternak Yogya, angkanya tidak sampai satu persen. Tapi walau tidak sampai satu persen, bukan berarti kita tidak waspada. Namun lebih pada posisi penanganan agar penambahannya tidak terlalu besar," jelas Sugeng.
Pada tahap pertama, DIY sendiri sudah mendapatkan vaksin PMK sebanyak 4.800 sebelumnya dari pemerintah pusat. Dikarenakan sasaran vaksinasi di tahap pertama dilakukan kepada sapi perah, maka distribusi vaksin tersebut terbanyak di Kabupaten Sleman mengingat pusat sapi perah berada di daerah tersebut.
"Paling banyak di Sleman sekitar 3.100 dosis karena Sleman merupakan kabupaten dengan jumlah sapi perah terbanyak. Meski demikian, tidak menampikkan juga bahwa sapi potong di kabupaten/kota juga dijatah vaksin," katanya.