Selasa 26 Jul 2022 09:15 WIB

Tim Mahasiswa Indonesia Juara Kompetisi Kedokteran Asia di Korea

Sembilan tim terbaik mengikuti final untuk mempresentasikan gagasannya.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Anggota tim mahasiswa Indonesia dengan penghargaan juara kompetisi kedokteran Asia. r
Foto: Dokumen
Anggota tim mahasiswa Indonesia dengan penghargaan juara kompetisi kedokteran Asia. r

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Tim Erudite mengharumkan nama Indonesia di tingkat internasional. Tim yang terdiri dari mahasiswa Universitas Gadjah Mada, Universitas Sam Ratulangi, dan Universitas Indonesia menjadi juara kategori Scientific Poster di Seoul, Korea Selatan.

Raihan itu didapat dari kompetisi Asian Medical Students Conferences (AMSC) 2022 yang diadakan Korea University 17-23 Juli 2022. Rifkanisa Nur Faiza dari FKKMK UGM mengatakan, AMSC merupakan kompetisi bagi mahasiswa kedokteran di Asia.

Tahun ini, kompetisi diikuti tim-tim kuat dari 28 negara di Asia Pasifik dan Oceania. Sebelum melaju ke babak final, timnya harus bersaing dengan peserta-peserta lain di tingkat nasional dalam Pre Conference Competition AMSC 2022.

Kemudian, berhasil mendapatkan peringkat pertama. Setelah itu, mewakili Indonesia di tingkat internasional. Di tingkat itu, Tim Erudite diseleksi lagi dan sembilan terbaik berhak mengikuti final untuk mempresentasikan gagasannya.

"Sembilan terbaik ini merupakan tim-tim yang berasal dari Inggris, Thailand, Indonesia, India, Singapura, dan Korea Selatan," kata Rifkanisa, Selasa (26/7/2022).

Mereka jadi juara membawa karya systematic review & meta-analysis dengan judul Breaking Through Barriers on Improving Balance and Gait in Parkinson's Disease: A Systematic Review and Meta-Analysis of Virtual Reality Telerehabilitation.

Ia menjelaskan, dalam karya yang mereka ajukan tersebut menekankan kepada pemanfaatan dan penggunaan Virtual Reality (VR) Telerehabilitation. Terutama, untuk meningkatkan keseimbangan dan gaya berjalan pasien Parkinson's Disease (PD).

Didasari Parkinson yang jadi gangguan neurodegeneratif dan gerakan paling umum secara global dengan prevalensi meningkat 155,5 persen dalam 20 tahun. Maka itu, mereka tergerak berkontribusi membantu mencarikan solusi terapi bagi penderita.

Rehabilitasi dini bermanfaat meningkatkan fungsi motorik, kontrol postural, keseimbangan, dan kekuatan pasien. Sedangkan, rehabilitasi telerehabilitasi VR bisa menghemat biaya dan waktu dan meningkatkan akses ke rehabilitasi klinis.

Selain itu, cara ini memiliki efektivitas layaknya perawatan tatap muka. Dari beberapa penelitian sebelumnya, jika pasien parkinson VR Telerehabilitation signifikan memiliki peningkatan keseimbangan, gaya berjalan dan kualitas hidup.

Berbagai rangsangan VR tingkatkan sensitivitas organ sensorik, rangsangan ritmik kompensasi gangguan irama sistem saraf pusat, redakan kejang otot dan tingkatkan stabilitas postural. Adegan buatan dalam VR membuat perawatan jadi menyenangkan.

"VR juga menggunakan aktivitas sehari-hari sehingga lebih relevan untuk meningkatkan kualitas hidup dan fungsi sehari-hari," ujar Rifkanisa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement