REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik, Jatim, S Hariyanto mengatakan, penerapan kurikulum muatan lokal yang berisi tentang kebudayaan dan sejarah lokal wilayah itu masih menunggu peraturan bupati (Perbup) setempat.
"Untuk saat ini muatan lokal sementara diikutsertakan dengan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dan belum berdiri sendiri," kata Hariyanto, di Gresik, Rabu (27/7/2022).
Ia mengatakan, kurikulum muatan akan berdiri sendiri dan dilaksanakan secara bertahap, yakni mulai dari siswa SD serta SMP, khususnya pada pembelajaran mata pelajaran IPS, yakni mulai dari sejarah hingga kearifan lokal Gresik. "Untuk spesifiknya, nanti kami menunggu Perbup. Dalam Perbup itu ada silabus yang diajarkan kepada siswa di Kabupaten Gresik," katanya.
Pegiat Sejarah dan Kebudayaan Gresik, Kris Adji AW mengapresiasi adanya muatan lokal pada kurikulum pendidikan, sebagai upaya inovasi pembelajaran.
Terkait masih menunggunya Perbup, Kris Adji mengakui, memang harus ada regulasi yang bisa mengatur pembelajaran tersebut, agar arahnya jelas. "Muatan lokal di Gresik cukup banyak, seperti seni damar kurung. Dengan adanya muatan lokal harapannya bisa mengembangkan sentra-sentra damar kurung terpasang di sekolah maupun desa-desa," katanya.
Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani mengatakan, kurikulum muatan lokal nantinya berisi sejarah, dan dari sejarah bisa mengetahui dan belajar tentang kejayaan dan kehancuran. Termasuk sejarah kejayaan masa lampau di Kabupaten Gresik.
"Gresik ini luar biasa, dan menjadi pusat perdagangan internasional di masa lampau, dan kami melihat Gresik merupakan kota tua dengan toleransi umat beragama yang telah ditunjukkan sejak masa lampau," ucapnya.