Kamis 28 Jul 2022 17:01 WIB

Pemkab Malang Targetkan Panen Tebu Bisa Meningkat Hingga 160 Ton

Saat ini hasil panen tebu yang bisa dicapai di Gondanglegi sekitar 100 ton.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
  Holding Pangan ID FOOD bersama Pupuk Indonesia melalui PT Petrokimia Gresik dan PT PG Rajawali I  serta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang dan sejumlah stakeholder melakukan kegiatan seremonial tanam dan panen tebu di lahan percontohan di Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang.
Foto: Wilda Fizriyani
Holding Pangan ID FOOD bersama Pupuk Indonesia melalui PT Petrokimia Gresik dan PT PG Rajawali I serta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang dan sejumlah stakeholder melakukan kegiatan seremonial tanam dan panen tebu di lahan percontohan di Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang menargetkan panen tebu di wilayah Kecamatan Gondanglegi bisa meningkat. Hal ini diungkapkan Bupati Malang M Sanusi saat menghadiri panen dan tanam demplot Program Makmur 2022 di lahan percontohan Desa Ganjaran, Kecamatan Gondanglegi, Kamis (28/7/2022).

Sanusi mengatakan, saat ini hasil panen tebu yang bisa dicapai di Gondanglegi sekitar 100 ton. Dia pun menargetkan hasil tersebut bisa meningkat hingga 160 ton per hektare pada tahun mendatang. "Artinya kreasi dan inovasi produksinya harus lebih tinggi dan lebih ditingkatkan lagi," ujarnya.

Untuk diketahui, Kabupaten Malang merupakan salah satu kabupaten penghasil tebu atau gula di Jawa Timur (Jatim). Eksistensinya sebagai wilayah berpotensi diharapkan bisa mendukung swasembada gula nasional.

Adapun pabrik gula yang berada di Kabupaten Malang antara lain PG Kebon Agung dan PG Krebet Baru yang merupakan unit usaha PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI). Sanusi berharap Kabupaten Malang bisa maju selangkah dari sebelumnya.

Tanaman tebu juga harus ada perkembangan serta peningkatan produksi maupun pendapatan. Menurut Sanusi, kebijakan peningkatan areal pertanian dan peningkatan pendapatan petani tebu dapat diterapkan dengan beberapa kebijakan.

Dalam hal ini dari segi aspek pengembangan sarana produksi, ketersediaan dan akses sarana produksi; serta pengembangan kelembagaan dan integrasi pabrik gula dengan petani tebu. Kemudian aspek peningkatan produktivitas dan daya saing industri gula, kebijakan proteksi gula, serta kebijakan promosi dan harmonisasi data pasokan sebagai basis perumusan kebijakan swasembada gula nasional.

Ia menilai program Makmur yang merupakan hasil sinergi antara ID FOOD dengan PT Pupuk Indonesia (Persero), PT Petrokimia Gresik, dan PT PG Rajawali I sangat membantu petani tebu dalam budi daya pertanian. Terlebih bantuannya diberikan mulai dari pengelolaan budi daya tanaman berkelanjutan.

Kemudian, informasi dan pendampingan budi daya pertanian, digital farming, dan mekanisme pertanian. Program ini juga menyediakan akses permodalan dan perlindungan risiko pertanian serta adanya jaminan pasar bagi petani.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement