REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) berkomitmen untuk turut serta dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari ancaman terorisme.
Hal tersebut dikatakan Deputi I bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT, Mayjen TNI Nisan Setiadi dalam sambutanya pada acara Musyawarah Wilayah VII, ICMI se-Indonesia Organisasi Wilayah Lampung yang dilaksanakan di Mahligai Agung Convention Hall, Kampus Universitas Bandar Lampung (UBL), Bandar Lampung, Kamis (28/7/2022).
"Ke depan kita akan bersinergi dengan ICMI terkait dengan bagaimana menerapkan kontra narasi yang positif, membangun moderasi beragama yang baik, sehingga kita bersama membangun indonesia yang lebih baik," ujar Mayjen TNI Nisan Setiadi dalam siaran pers, Ahad (31/7/2022).
Dijelaskan alumni Akmil tahun 1988 ini, terorisme menjadi salah satu tantangan besar yang tidak hanya mengganggu keamanan masyarakat, tetapi dalam cakupan yang lebih besar merupakan ancaman potensial terhadap kedaulatan negara.
Untuk itulah perlunya mendorong simpul-simpul organisasi untuk mampu menjadi agen perdamaian, membangun deteksi dini, mengorganisir massa, dan menumbuhkan kesadaran untuk bersama-sama melawan segala bentuk paham dan propaganda kelompok terorisme.
"Dalam membangun deteksi dini dan daya tangkal inilah keterlibatan seluruh komponen bangsa sangat dibutuhkan, organisisasi seperti ICMI yang terdiri dari para cendikiawan, akademisi, dan tokoh pendidikan yang telah berkontribusi dalam kehidupan bangsa dan negara ini," ujar perwira tinggi yang pernah menjabat sebagai Komandan Pusat Kesenjataan Artileri Pertahanan Udara (Pussenarhanud) Kodiklatad ini.
Ketua Umum ICMI, Prof Arif Satria yang turut hadir dalam acara tersebut mengungkapkan bahwa ICMI akan menunjukkan komitmen dan keseriusannya dalam menjaga NKRI khususnya dari paham terorisme. Karena bagi ICMI, paham terorisme ini merupakan dinamika global luar biasa yang tentunya sangat berbahaya bagi keutuhan dan persatuan bangsa Indonesia.
"ICMI punya komitmen besar untuk mengawal nkri, karena kita punya peran bagaimana mengawal kehdupan berbangsa dan bernegara yang sehat dan kita mengawal proses demokrasi yang menyejahterakan, bukan yang membuat polarisasi dan menghancurkan," ujar Prof Arif Satria.
Pria yang juga Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) ini melanjutkan, hal ini tidak terlepas dari identitas ICMI sebagai organisasi yang memiliki identitas keislaman, keindonesiaan dan kecendekiaan, sehingga menjadi tugas wajib tersediri untuk turut bersama seluruh komponen bangsa untuk menjaga NKRI ini menjadi bangsa besar dan tangguh.
"ICMI punya identitas keislaman, keindonesiaan dan kecendekiaan, indonesia adalah rumah besar yang harus kita rawat dan kita jaga toleransinya, kerukunannya karena itu menjadi aset dan modal bagi kita untuk menjadi bangsa yang tangguh, bangsa yang terdepan," kata peraih gelar Doktor dari Department of Marine Social Science, Universitas Kagoshima, Jepang ini.