REPUBLIKA.CO.ID,TEMANGGUNG -- Kalangan petani di berapa kecamatan di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, menjajaki menanam padi organik untuk tujuan ekspor.
Pendamping Relawan Penggerak Petani Kabupaten Temanggung dan Magelang, Edi Sriyono mengatakan Temanggung bisa ambil bagian sebagai pengekspor di tengah tingginya permintaan beras organik di pasar internasional.
Ia menyampaikan hal tersebut saat mendampingi perwakilan umat Buddha dari beberapa negara, yakni Taiwan, Malaysia, dan Singapura meninjau tanaman padi organik di Dusun Kendal, Desa Gandon, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung.
Menurut dia Kabupaten Temanggung memiliki potensi untuk pengembangan padi organik. Namun demikian, sebagian besar petani masih berada di fase konversi atau tengah beradaptasi menuju perubahan kultur menanam padi organik.
"Permintaan beras organik di pasar internasional sangat tinggi. Banyak negara lain yang kekurangan pasokan, inilah yang menjadikan Kabupaten Temanggung sangat potensial untuk ikut andil mengirimkan hasil pertanian yang ada," katanya.
Ia menuturkan mulai Oktober 2022 telah ada permintaan beras organik dari beberapa negara sebanyak 300 ton per bulan. Namun, mengingat banyak petani yang masih dalam tahap konversi, maka diujicobakan lebih dulu sebanyak satu kontainer berisi 18 ton beras organik dan dua ton kopi organik dengan tujuan Taiwan.
"Kami butuh luasan lahan sekitar 400 hektare untuk memenuhi kebutuhan permintaan ekspor sebesar 300 ton per bulan. Namun baru kami uji cobakan dulu sekitar 18 ton pengiriman beras organik yang ditanam oleh sejumlah petani di lima kecamatan, yakni Kedu, Candiroto, Tembarak, Kaloran, dan Selopampang," katanya.
Ia menyampaikan untuk memenuhi harapan tersebut, sementara ini pihaknya dibantu oleh Gabungan Petani Organik Sawangan (Gatos) Kabupaten Magelang. Tokoh Penggerak Desa Sejahtera Astra (DSA) Kabupaten Temanggung, Sofiyudin Achmad menambahkan permintaan ekspor beras organik ini merupakan momentum tepat bagi kalangan petani lokal untuk ambil bagian dalam upaya menyembuhkan bumi ini.
"Maksudnya, dengan beralih menanam padi organik, berarti petani ikut serta membantu banyak pihak untuk merawat bumi ini. Salah satunya dengan mengurangi penggunaan pupuk pestisida dan insektisida dan memurnikan dengan beralih menggunakan pupuk organik," katanya.
Wakil Bupati Temanggung Heri Ibnu Wibowo yang hadir dalam acara tersebut meminta petani yang tersebar di berbagai wilayah untuk dapat menangkap sinyalemen positif ini. Menurut dia selain pangsa pasar yang terbuka lebar, dengan beralih menanam padi organik atau kopi organik berarti para petani sudah membantu berbagai pihak untuk menjaga kelestarian alam, minimal pengurangan penggunaan zat kimia yang dapat menurunkan produktivitas tanah.
"Masyarakat dunia tengah berlomba untuk beralih pemanfaatan pangan organik. Petani Temanggung dengan berbagai potensi yang ada sudah seharusnya mampu memanfaatkan peluang tersebut. Apalagi, hal ini merupakan salah satu cara efektif dalam merawat kelestarian alam dan bumi ini," katanya.