REPUBLIKA.CO.ID, NUSA TENGGARA -- Transformasi digital kini telah merambah sektor pertanian hingga perikanan. Melimpahnya hasil pertanian dan nelayan mendorong pemerintah membuat program Petani dan Nelayan Go Online.
"Melalui Go Online, petani dan nelayan dapat memanfaatkan aplikasi yang tepat," kata Dekan Fakutas Psikologi Universitas Merdeka Malang Nawang Warsi Wulandari pada webinar literasi digital ”Indonesia Makin Cakap Digital” yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI untuk komunitas digital di wilayah Bali-Nusa Tenggara, Selasa (9/8/2022).
Nawang menyatakan, untuk membantu meningkatkan kesejahteraan para petani dan nelayan, Kemenkominfo bekerja sama dengan Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, perbankan, operator, serta startup sektor pertanian dan perikanan membuat Program Go Online.
"Selain itu, program ini bertujuan mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan ketahanan pangan, dan memelihara keberlanjutan lingkungan. Dengan demikian, ekosistem digital dari hulu ke hilir diharapkan dapat terselenggara dengan baik," kata Nawang dalam diskusi virtual berajuk "Memahami Fitur Lokapasar untuk Meningkatkan Penjualan Nelayan dan Petani" tersebut.
Program untuk petani tanaman pangan dan hortikultura dan nelayan perikanan tangkap itu, menurut Nawang, mencakup aplikasi penyuluhan pertanian, aplikasi pengendalian stok, dan aplikasi lokapasar (marketplace) pertanian. "Khusus untuk para nelayan, selain lokapasar perikanan, ada juga aplikasi informasi dasar," jelasnya.
Webinar #MakinCakapDigital 2022 yang merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital ini diselenggarakan oleh Kemenkominfo bekerja sama dengan Siberkreasi. Kegiatan yang diagendakan digelar hingga awal Desember nanti ini diharapkan mampu memberikan panduan kepada masyarakat dalam melakukan aktivitas digital.
Nawang menambahkan, ada beberapa aplikasi yang dapat membantu para petani dan nelayan memajukan usahanya. ”Ada aplikasi eFishery dan Aruna untuk nelayan. Lalu, aplikasi Eragano, 8villages, dan TaniHub, untuk petani," ujarnya.
Kegiatan webinar yang merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten itu selalu membahas setiap tema dari sudut pandang empat pilar utama. Yakni, kecakapan digital, etika digital, keamanan digital, dan budaya digital untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.
Dari perspektif keamanan digital (digital safety), Ketua Ikatan Doktor Ilmu Komunikasi (IDIK) Universitas Padjadjaran Pitoyo mengingatkan ihwal pentingnya keamanan digital saat menggunakan perangkat digital. Menurutnya, persoalan keamanan digital bisa menimpa siapa pun yang berada di dunia maya (internet), termasuk para petani dan nelayan.
Untuk itu, lanjut Pitoyo, pengguna digital harus teliti dan memeriksa sebelum menjalin pertemanan, melakukan privatisasi kehidupan sosial, menggunakan password yang kuat, dan mengaktifkan 2FA atau fitur keamanan tambahan dengan menggunakan proses verifikasi ganda untuk bisa mengakses sebuah akun.
”Ingat, keamanan berbanding berbalik dengan kemudahan. Sedikit ribet dan waspada akan membuat kita lebih aman di dunia digital, dan jangan lupa selalu berpikir kritis,” tandas Pitoyo di hadapan peserta webinar yang juga diikuti secara nobar oleh beberapa komunitas digital di Nusa Tenggara.
Sejak dilaksanakan pada 2017, Gerakan Literasi Digital Nasional telah menjangkau 12,6 juta warga masyarakat. Pada tahun 2022, Kominfo menargetkan pemberian pelatihan literasi digital kepada 5,5 juta warga masyarakat.
Dipandu oleh moderator Chichi Zakaria, webinar kali ini juga menghadirkan influencer Ana Livian selaku key opinion leader. Informasi lebih lanjut silakan akses info.literasidigital.id atau akun Instagram @siberkreasi.