REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) turut semarakkan Muktamar 48 melalui kegiatan-kegiatan ta'awun. Kali ini, dilaksanakan bersama 117 RS dan 30 klinik di seluruh Indonesia melakukan Bhakti Kesehatan Muhammadiyah untuk Negeri.
Ketua MPKU PP Muhammadiyah, Agus Samsudin mengatakan, komitmen Bhakti Kesehatan Muhammadiyah untuk Negeri dicanangkan pada Silaturahim Nasional MPKU. Digelar di Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) yang dihadiri 300an peserta.
Ia menekankan, Bhakti Kesehatan Muhammadiyah untuk Negeri merupakan salah satu acara memeriahkan Muktamar 48 dengan bhakti sosial selama satu bulan ke depan. Sebanyak 117 RS dan 30 klinik Muhammadiyah 'Aisyiyah melakukan bermacam kegiatan.
"Mulai dari membagikan sembako, pemeriksaan kesehatan atau hal-hal lain sesuai kebutuhan masyarakat setempat," kata Agus, Kamis (11/8/2022).
Ketua Panitia Bhakti Kesehatan Muhammadiyah untuk Negeri, Ekorini menyebut, tiap RS maupun klinik Muhammadiyah 'Aisyiyah salah satu misinya misi sosial. Sehingga, bhakti sosial atau pengabdian masyarakat menjadi kegiatan yang rutin dilakukan.
"Tapi, kegiatan bhakti sosial ini di dipertegas lagi dalam rangka menyongsong Muktamar 48," ujar Ekorini.
Ketua PP Muhammadiyah, Agus Taufiqurrahman menuturkan, MPKU sebagai majelis yang mengawal seluruh gerakan kesehatan di Muhammadiyah ingin mewujudkan kiprah nyata menyukseskan Muktamar 48. Dilakukan sebagai syiar peran kesehatan Muhammadiyah.
Ini jadi wujud nyata dalam membangun kesehatan umat dan bangsa, melanjutkan kiprah yang sudah lama dilakukan Muhammadiyah, membangun kesehatan bangsa. Ini jadi wujud dari bakti untuk negeri dari Persyarikatan Muhammadiyah.
PP Muhammadiyah, lanjut Agus, menyampaikan terima kasih kepada MPKU, seluruh jajaran RS, dan seluruh jajaran klinik Muhammadiyah Aisyiyah atas gerakan yang luar biasa ini. Ia mengajak seluruh elemen menyambut Muktamar 48 di Surakarta.
"Kita sambut muktamar sebaik-baiknya dan terus berdoa agar muktamar berjalan dengan baik dengan rahmat dan ridho Allah SWT," kata Agus.
Agus mengingatkan, sejak awal berdiri dakwah Muhammadiyah dalam membangun bangsa ditandai dengan dua gerakan yang menonjol, yakni pendidikan dan gerakan sosial. Gerakan sosial dikenal melalui pelayanan kesehatan dan pelayanan ke kaum dhuafa.
Pada awal berdiri, selain membangun klinik dan RS, Muhammadiyah turut membangun rumah miskin dan rumah yatim sebagai wujud nyata bagi mereka yang membutuhkan dari persyarikatan. Pada awal abad kedua, Muhammadiyah terus menguatkan peran.
Serta, lanjut Agus, kontribusinya dalam bidang kesehatan bagi masyarakat yang membutuhkan. Ia menegaskan, Muhammadiyah akan terus lahirkan berbagai terobosan baru dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan agar sesuai kebutuhan kekinian.
"Zaman berubah, maka Muhammadiyah harus melakukan perubahan mendasar agar layanan kesehatan ini masih bisa dirasakan manfaatnya bagi masyarakat dan memberi kontribusi bagi umat dan bangsa dalam bidang kesehatan," ujarnya.