Senin 15 Aug 2022 20:19 WIB

Berkah Agustusan Bagi Pengrajin Bendera

Nurhadi hanyalah penjuan bendera musiman menjelang hari kemerdekaan Indonesia.

Rep: C02/ Red: Muhammad Fakhruddin
Berkah Agustusan Bagi Pengrajin Bendera (ilustrasi).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Berkah Agustusan Bagi Pengrajin Bendera (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,SOLO -- Nurhadi salah satu pengrajin musiman bendera merah putih banjir rezeki menjelang hari kemerdekaan Indonesia ke-77. Setidaknya ia mampu menghasilkan sekitar 400 juta hanya dari penjualan bendera di bulan Agustus tahun ini.

Nurhadi mengaku sudah menggeluti bisnis bendera sejak 20 tahun lalu. Kini ia sudah pensiun, dan hanya membantu anaknya Nugroho dalam menggarap pesanan yang ada.

Baca Juga

Tak seperti tahun lalu, Nurhadi mengaku penjualan tahun ini naik drastis. Sebelumnya di tahun lalu, ia berhasil menjual 10 ribu picis bendera yang seharga 15 ribuan persatuannya.

"Ya Agustus ini ramai sekali ini. Kalau ada lomba itu tambah ramai juga yang pesan bendera. Apalagi kalau bendera besar itu pada pesan dua puluh biji," ungkap Nuhadi ketika ditemui di toko, Senin (15/8/2022).

Di tempat produksi benderanya di Jl. Dr Rajiman 652, kecamatan Laweyan, Kota Solo, Nurhadi menjual berbagai macam bendera. Mulai dari bendera kecil dengan harga tiga ribuan hingga bendera terbesar dengan harga 200 ribuan.

"Yang di sini jahit sama buat bendera. Kalau yang sablon itu anak saya di Kartosuro," terangnya.

Nurhadi menjelaskan bahwa tahun Ini ada kenaikan harga bahan pokok untuk memproduksi bendera. Khususnya harga kain yang naik menjadi dua kali lipat dari tahun lalu.

"Sementara ada kenaikan. Kenaikannya sekitar 40 persen karena bahan bahan naik dari benang sampai kain semuanya naik. Kain dari 200-250 ribuan sekarang harganya kurang lebih 450 satu roll nya, jadi wajar kalau harganya naik," katanya.

Tahun ini karena pandemi sudah mereda, Nurhadi mengaku hal tersebut berdampak pada animo penjualan benderanya. Hal tersebut kentara dari peningkatan dua kali lipat dalam penjualan benderanya.

"Tahun ini sekarang diperkirakan bisa laku 20000 an. Kemarin ramai sekali sampai barang itu habis," terangnya.

Sedangkan omset per bulannya Nurhadi bisa mencapai angka 400 juta apabila tahun ini dapat menjual 20 ribu buah bendera. Pasalnya, kebanyakan pembelinya membeli bendera dengan harga yang 20 ribuan.

"Omset perbulan 17 an ini ya tinggal dikalikan saja 20 ribu kali 20 ribu bendera gitu," katanya.

Walaupun tidak menggunakan promosi pembeli dari luar kota Solo. Ada juga beberapa yang memesan bendera dengan ukuran khusus.

"Saya tidak pakai promosi jualan benderanya hanya di sini aja, tapi dari solo banyak yang beli, dari luar kota ada dari Wonogiri dan sekitar kota Solo. Kami juga menerima pesanan bendera apabila ada yang minat, nanti ukurannya disesuaikan," ungkapnya.

Namun, sebenarnya Nurhadi hanyalah penjuan bendera musiman menjelang hari kemerdekaan Indonesia. Di hari biasa ia menjual mesin jahit, bahkan jualan hewan kurban ketika musim kurban.

"Iya saya jualan bendera tiap 17 tapi sisa stok buat jualan di hari biasa.Tapi juga sebenarnya saya juga jualan sesuai musim, kalau lagi musim kurban saya juga jualan kambing. Sedangkan harian saya jualan mesin jahit," pungkasnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement