REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Pencarian siswa asal Semarang, Jawa Tengah, yang terseret ombak di Pantai Parangkusumo, Bantul, DIY, masih terus dilakukan. Di hari keempat pencarian, korban masih belum ditemukan.
"Masih belum ditemukan, hari ini (pencarian) masih dilanjutkan," Humas Kantor Basarnas Yogyakarta, Pipit Eriyanto, Kamis (18/8/2022).
Pipit menjelaskan, di hari keempat pencarian korban diturunkan empat Search and Rescue Unit (SRU). Pencarian dilakukan dengan penyisiran di kawasan laut dan darat yang dimulai pukul 08.15 WIB.
Pipit menyebut, SRU 1 melakukan penyisiran dari posko SAR gabungan ke arah Pantai Parangendog. SRU 2 melakukan penyisiran dari Pantai Parangkusumo ke Pantai Tall Wolu.
SRU 3 melakukan penyisiran dari Pantai Tall Wolu ke Pantai Depok dan SRU 4 melakukan penyisiran dari Pantai Depok ke muara Sungai Depok.
"Penyisiran (laut) menggunakan jet ski milik Sar Linmas. Kalau dari SAR map prediction yang kami buat, (kemungkinan korban terseret) ke arah barat," ujar Pipit.
Sedangkan, untuk penyisiran di kawasan darat menggunakan alut amphibious. Selain itu, juga dilakukan penyisiran penyapuan personel yakni tim SAR berjalan kaki sesuai rute sudah ditetapkan.
"Cuaca selama dilakukan pencarian cerah," jelas Pipit. Seperti diketahui, seorang wisatawan terseret ombak di Pantai Parangkusumo, Kabupaten Bantul, DIY, Senin (15/8) lalu.
Wisatawan tersebut merupakan seorang pelajar dari Semarang yang tengah melaksanakan wisata di kawasan pantai selatan DIY.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Basarnas Yogyakarta, Kamal Riswandi mengatakan, korban datang bersama rombongan dari SMK Ibu Kartini sekitar pukul 14.15 WIB. Total ada sembilan bus wisata dalam rombongan tersebut.
Ada dua korban yang terseret ombak atas nama Guruh (17) dan Catur Prasetya (17). Keduanya terseret ombak, namun korban atas nama Guruh berhasil diselamatkan oleh Sar Satlinmas Parangtritis.
"Sedangkan satu korban atas nama Catur Prasetya, warga Panularsih, Semarang, Jawa tengah masih dalam proses pencarian," kata Kamal.
Sebelum kejadian, Kamal menyebut, keduanya sudah diingatkan untuk tidak bermain di pantai. Hal ini mengingat lokasi tersebut merupakan area palung laut.
"Karena terlalu asyik bermain air, kedua korban bermain terlalu ke tengah dan kemudian terseret arus palung laut," ujarnya.