Selasa 23 Aug 2022 11:46 WIB

Sandiaga Ajak Sampoerna Berkolaborasi Dukung UMKM

Sandiaga juga berpesan kepada peserta dari SRC untuk turut membantu pemerintah.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah sukses membuka rangkaian webinar UMKM Untuk Indonesia pada pekan sebelumnya, PT HM Sampoerna Tbk (Sampoerna) melanjutkan sesi pelatihan untuk pelaku UMKM dan pegiat wirausaha tersebut dengan mengusung tema "UMKM Go Digital: Optimalisasi Digitalisasi Agar Bisnis Terus Berinovasi" mulai Kamis (18/8/2022). Dihadiri oleh ratusan peserta, webinar pekan kedua ini menjadi sarana bagi para pelaku UMKM untuk menambah pengetahuan mengenai pentingnya transformasi digital guna meningkatkan kemampuan serta jejaring profesional mereka.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno membuka rangkaian webinar pekan kedua ini dengan menjelaskan pentingnya peran posisi ekonomi kreatif di Indonesia, yang termasuk peringkat ketiga terbesar di dunia. Dengan total lebih dari Rp 1.300 triliun dan menyumbang 7,5 persen Pendapatan Domestik Bruto (PDB), sektor tersebut banyak ditopang oleh pelaku UMKM. Sandiaga juga memaparkan bahwa ekonomi negara didukung oleh sektor e-commerce yang didominasi oleh bisnis kuliner sebesar 42 persen, fesyen sebesar 18 persen, dan kriya sebesar 15 persen berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS).

Melihat potensi ekonomi yang besar ini, Sandiaga mengajak Sampoerna untuk berkolaborasi mendukung UMKM, khususnya dalam sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf). "Kami ingin mengajak Sampoerna dan SRC (Sampoerna Retail Community) untuk berkolaborasi melalui program unggulan KATA Kreatif (Kabupaten dan Kota Kreatif), Apresiasi Kreasi Indonesia, dan ADWI atau Anugrah Desa Wisata, di mana Desa Wisata Sudaji yang akan kami kunjungi besok di Bali juga bagian dari kolaborasi dengan Sampoerna. Kami juga memiliki beberapa program spesifik seperti Santri Digitalpreneur Indonesia dan Wirausaha Digital Mandiri Ekonomi Kreatif yang disebut sebagai WIDURI. Saya berharap pada WIDURI selanjutnya, kita bisa berkolaborasi dengan Sampoerna dan SRC," ujarnya.

Sebagai informasi, SRC merupakan komunitas toko kelontong terbesar di Indonesia binaan Sampoerna yang berdiri pada tahun 2008. Komunitas ini memiliki jumlah anggota lebih dari 165 ribu toko kelontong dan 6.000-an paguyuban yang tersebar di seluruh provinsi di Tanah Air.

 

Selain itu, Sandiaga juga berpesan kepada peserta dari SRC untuk turut membantu pemerintah menjaga kebangkitan ekonomi. "SRC juga harus membantu pemerintah mengatasi inflasi, bagaimana harga bahan pokok yang meningkat, sembako yang semakin berat itu bisa kita berikan solusi agar lebih terjangkau harganya dan terdistribusi dengan lebih merata dan adil untuk memperluas lapangan kerja seluas-luasnya," kata Sandi.

Pada hari yang sama, Direktur PT PT SRC Indonesia Sembilan, yang berfokus dalam pembinaan toko kelontong, Rima Tanago,  menitikberatkan pesan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif terkait pentingnya pemulihan sektor ekonomi Indonesia melalui digitalisasi. 

"Kami melihat bahwa toko kelontong adalah sektor ekonomi riil yang sangat dekat dengan masyarakat Indonesia dan masih memiliki begitu banyak potensi untuk dikembangkan. Oleh karena itu, kami dari Sampoerna dan juga SRC berkomitmen untuk menyediakan edukasi, bimbingan, pelatihan, dan platform digital untuk membantu UMKM mengembangkan bisnisnya," ujar Rima.

Berdasarkan survei yang dilakukan pada 2020, Rima menjelaskan bahwa gerai toko SRC dapat berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia sebesar Rp 69,3 triliun per tahun berkat edukasi, pelatihan, dan bimbingan yang telah Sampoerna berikan. Sebanyak 57 persen pemilik toko kelontong SRC juga adalah perempuan yang telah diberdayakan untuk program pengembangan tersebut. Selain itu, melalui Pojok Lokal sebagai wadah untuk memasarkan produk-produk UMKM, SRC turut serta berperan nyata dalam mendukung usaha para pelaku UMKM di sekitarnya. Kontribusi komoditas UMKM toko kelontong SRC seluruh Indonesia mencapai Rp 5,7 triliun per tahun atau setara dengan 0,24 persen nilai UMKM nasional.

"Kami yakin aplikasi AYO SRC, AYO Kasir, dan juga Pojok Bayar akan memberikan begitu banyak manfaat bagi pelaku UMKM, baik yang sudah terhubung dengan ekosistem SRC maupun yang baru akan bergabung dengan komunitas. Aplikasi AYO SRC tidak hanya dapat digunakan oleh anggota SRC namun dapat digunakan oleh seluruh toko kelontong yang ada di Indonesia," kata Rima menambahkan. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement