Rabu 24 Aug 2022 15:24 WIB

Dosen UNY Buat Alat Monitoring Sarang Penyu Otomatis

Ini jadi wujud hilirisasi penelitian tim dosen.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Pemasangan alat pemantau sarang penyu.
Foto: Dokumen
Pemasangan alat pemantau sarang penyu.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Pengembangbiakan penyu sangat bergantung kepada faktor perubahan iklim dan cuaca. Untuk memantaunya, dosen-dosen Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) merancang alat pemantauan perkembangbiakan penyu.

Perangkat yang dikembangkan berupa purwarupa perangkat keras sistem sensor untuk deteksi suhu dan kelembaban lingkungan (udara dan pasir). Serta, perangkat lunak untuk memantau dan mengendalikan jarak jauh lewat android dan web berbasis IoT.

Ada Purno Tri Aji, Muhammad Irfan Luthfi, Muhammad Izzuddin Mahali, Eko Marpanaji, dan dibantu dua mahasiswa Danang Wijaya dan Muhammad Dzulfiqar Amien. Menurut Purno, perubahan cuaca dingin dapat menghambat proses penetasan telur.

Ia mengingatkan, ketika suhu dingin, maka angka kegagalan penetasan telur penyu dapat mencapai 50 persen. Cuaca dingin membuat banyak telur penyu tidak menetas karena panas di sarang telur yang berada di bawah timbunan pasir laut berkurang.

"Cuaca dingin akan menghambat waktu pengeraman telur penyu. Dalam kondisi cuaca normal setara 30 derajat Celcius, telur akan menetas setelah 40 hari pengeraman, sedangkan bila cuaca dingin 20 derajat Celcius telur menetas setelah 55 hari," kata Purno, Rabu (24/8/2022).

Musim kemarau basah turut berpengaruh signifikan ke penetasan telur sarang semi alami di pantai selatan. Kondisi musim ini mengakibatkan pasir sarang semi alami lembab, sehingga embrio telur tidak berkembang jadi tukik, bahkan gagal menetas.

Selain itu, kondisi pasir lembab dapat memicu masuknya organisme lewat pori-pori cangkang telur yang menyebabkan pembusukan embrio telur, sehingga telur penyu gagal menetas. Irfan menerangkan, konservasi penyu meliputi beberapa kegiatan.

Pemantauan penyu bertelur dan penetasan telur secara alami, penangkaran (mulai pemindahan telur, penetasan semi alami, pemeliharaan dan pelepasan tukik). Lalu, pemantauan, penandaan, penyelamatan di daerah migrasi, patroli dan pembinaan habitat.

Selain itu, dilakukan pengelolaan wisata berbasis penyu. Kegiatan dilaksanakan secara luring sebagai program pengabdian kepada masyarakat diikuti 10 orang dari konservasi penyu Pantai Pelangi. Ini jadi wujud hilirisasi penelitian tim dosen.

"Pelatihan diharapkan mampu meningkatkan kinerja mitra dalam rangka konservasi penyu di Pantai Pelangi, Bantul," ujar Irfan.

Diajarkan pula cara instalasi alat, aplikasi Android, penggunaan fitur-fitur dan membaca data dari aplikasi. Peserta diberikan tutorial troubleshooting jika alat mengalami, diberikan contoh praktis ketika alat mati dan cara-cara mengatasinya.

Pada akhir kegiatan, tim dosen melakukan evaluasi terkait monitoring alat yang sudah terpasang di lokasi. Peserta memberikan feedback terkait hasil pemanfaatan alat dan kendala yang dihadapi selama pemakaian alat, dan dicarikan solusinya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement