Kamis 25 Aug 2022 15:01 WIB

Kunci Sukses Kuliner Garang Asem Mbah Semar

Awal mula resep masakan tersebut hanya coba-coba saja.

Rep: c02/ Red: Yusuf Assidiq
Suasana di Warung Mbah Semar yang menyajikan menu andalan garang asem.
Foto: Muhammad Noor Alfian
Suasana di Warung Mbah Semar yang menyajikan menu andalan garang asem.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKOHARJO -- Keluarga Tri Atmi Suprapti sudah berjualan garang asem selama 60 tahun. Ia menjadi pewaris dari generasi ketiga untuk menjalankan bisnisnya yang terletak di Jalan Adi Soemarmo nomor 15, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah.

Tri menjelaskan generasi pertama sejak berdirinya warung tersebut ada H Muhammad Zaini. Menurut dia, resep awalnya berasal dari kakeknya tersebut. Meski sudah puluhan tahun, ia mengatakan tidak melakukan perubahan pada resep peninggalan tersebut.

"Sudah 60 tahun lebih, sejak bapak haji Muhammad Zaini dari generasi pertama, bumbunya masih dipertahankan, tidak ada yang berubah," jelasnya, ketika ditemui.

Dari cerita kakeknya, awal mula resep masakan tersebut hanya coba-coba saja. Namun karena dirasa sedap, akhirnya diputuskanlah untuk menjual hidangan tersebut.

"Dari Simbah katanya cuma iseng awalnya bikin. Dan ketika dijual kebetulan rumah juga berada di pinggir jalan yang ramai," kenangnya.

Tri menjelaskan garang asem miliknya terdiri dari campuran santan, telur, bawang merah, bawang putih, cabai rawit, dan tomat. Telur yang ada di dalam masakannya digunakan untuk merekatkan masakan menjadi satu

"Biar lengket kalau ga dikasih telur nanti ambyar. Khasiatnya juga tambah nikmat dan tambah lezat kalau ada ampela ati atau daging kalau ampela habis ya ganti daging dua potong," ujar dia.

Sebenarnya, Warung Mbah Semar milik keluarga Tri tidak hanya menawarkan garang asem. Namun, juga menawarkan berbagai hidangan lain, hanya yang terkenal memang garang asemnya.

"Saya jualnya garang asem, es kopyor, selat solo, timlo, sop ayam, soto, hingga nasi rames," jelasnya.

Tri menambahkan bahwa setiap harinya bisa menghabiskan garang asem 100 an porsi dan es kopyor 150 an porsi, apalagi kalau sedang ramai bisa sampai 300 an. Sedangkan, menurutnya, di bulan puasa lebih banyak banyak pesanan dikirim ke luar kota dari Yogyakarta, Jakarta, dan Bogor.

"Sekitar 150 an porsi Sabtu Ahad tapi kalau rame itu kurang lebih. Harga garang asem satu bungkus Rp 15 ribu, es kopyor Rp 7.000, selat solo Rp 12 ribu, gado-gado Rp 12 ribu, dan nasi rames komplit Rp 15 ribu," katanya.

Sementara itu, Yosep, salah satu pelanggan setia Warung Mbah Semar, mengaku sudah lama menjadi pelanggan di sini. Ia selalu menghabiskan makan siang di warung tersebut, bahkan ketika ada tamu ia selalu menyuguhi hidangan dari sana.

"Saya makan siang seiring ke sini kalau ada tamu dari luar kota saya ajak ke sini. Garang asemnya di sini itu ada telurnya yang dicampur dengan ayam rasanya khas. Terus ada yang campur itu dengan ati ada juga lombok utuhnya saya suka itu," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement