Jumat 26 Aug 2022 18:13 WIB

BI Jatim Sosialisasikan Manfaat Penggunaan BI-Fast

Layanan BI-Fast mendapatkan sambutan yang baik dari masyarakat.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Yusuf Assidiq
Warga bertransaksi melalui anjungan tunai mandiri (ATM). Bank Indonesia telah meluncurkan BI-Fast Payment yang membuat skema harga transfer antar bank turun menjadi Rp 2.500.
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Warga bertransaksi melalui anjungan tunai mandiri (ATM). Bank Indonesia telah meluncurkan BI-Fast Payment yang membuat skema harga transfer antar bank turun menjadi Rp 2.500.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Bank Indonesia Jawa Timur (BI Jatim) menyosialisasikan pemanfaatan fitur BI-Fast melalui kegiatan bertajuk Akselerasi Ekosistem Ekonomi Keuangan Digital Indoneaia Melalui BI-Fast di Hotel Sheraton Surabaya, Jumat (26/8/2022). Kepala Perwakilan BI Jatim Budi Hanoto menyebut sosialisasi yang digelar sebagai sebuah kegiatan yang sangat penting dan relevan di era saat ini.

Mengingat digitalisasi pembayaran menjadi salah satu penopang berjalannya ekonomi di masa pandemi Covid-19 dan sebagai tulang punggung kebangiktan ekonomi nasional. "Transformasi pembayaran digital terus berlangsung dan menjadi game changer yang mengubah arah dorongan ekonomi untuk lebih cepat dan bangkit lebih kuat dalam rangka membangun ekonomi secara lebih berkelanjutan, yang bermanfaat dan dapat dirasakan secara luas seluruh lapisan masyarakat," kata Budi.

Budi menjelaskan, Bank Indonesia telah menerbitkan Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025 sebagai arah kebijakan sistem pembayaran BI untuk menavigasi peran industri sistem pembayaran di era ekonomi dan keuangan digital. BI-Fast merupakan salah satu wujud implementasi BSPI dalam menavigasi sistem pembayaran secara nasional ke depan.

"Ini salah satu fast payment yang hadir yang mudah, murah, dan handal dalam mendukung terciptanya ekosistem yang lebih terintegrasi," ujarnya.

Ia berharap, kegiatan yang digelar dapat menjadi momentum untuk memperkuat sinergi dan menimbulkan spirit kesadaran dalam menumbuhkan sistem ekonomi digital untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Sinergi yang dimaksud adalah dengan lebih banyak bank yang bergabung memanfaatkan fitur BI-Fast.

Asisten Gubernur dan Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia, Filianingsih Hendarta menjelaskan, BI-Fast merupakan satu terobosan baru pada infrastruktur sistem pembayaran di level retail. Saat ini, kata dia, sudah ada 51 bank dan satu non bank yang menjadi member BI-Fast.

Kemudian pada 29 Agustus 2022, akan bertambah lagi 25 bank yang bergabung. Rinciannya dua bank bergabung sebagai peserta langsung dan 23 bank sebagai peserta tidak langsung. "Jadi total kita akan ada 77 peserta, dan ini mewakili 85 persen dari transaksi layanan retail nasional," ujarnya.

Sejak diluncurkan, Filianingsih mengaku BI-Fast mendapatkan sambutan yang baik dari masyarakat. Fitur tersebut juga terus berkembang seiring perkembangan digital banking dan e-Commerce.

Bahkan sampai Juli 2022, total transaksi BI-Fast mencatat 181 juta transaksi. "Ini kita melihat hampir 25 persen pertumbuhannya secara bulanan atau month to month," ujarnya.

Direktur IT Bank Jatim, Tonny Prasetyo, mengungkapkan berbagai keuntungan setelah bergabung menjadi member BI-Fast. Tonny juga juga membantah dengan bergabung menjadi member BI-Fast akan mengurangi fee based income.

Fee based income merupakan pendapatan bank di luar pendapatan dari bunga kredit, yaitu pendapatan yang bersumber luar dari aktivitas utama jasa-jasa perbankan.

"Dengan adanya bi fast tidak mengurangi fee based income dari RTGS ataupun SKNBI. Dengan adanya BI fast, fee based income kita malah meningkat. Kita sangat terbantu dan sangat besar manfaatnya," kata Tonny.

Diungkapkan, nasabah yang paling terbantu dengan hadirnya BI-Fast adalah pelaku UMKM. Karena kapanpun mereka bisa melakukan transfer dengan biaya transfer yang sangat murah, yakni hanya Rp 2.500. "Jangan takut teman-teman perbankan lain akan turun fee based income-nya, itu enggak bener," kata dia.

Direktur IT dan Operasional BNI, YB Hariantono, pun mengungkapkan hal yang sama, di mana kehadiran BI-Fast sangat dirasakan manfaatnya oleh nasabah. Apalagi pengguna mobile banking terus mengalami pertumbuhan setiap tahunnya. Transaksi yang dilakukan melalui mobile banking tersebut, kata dia, didominasi untuk pembayaran dan tranafer.

"Maka penggunaan BI-Fast ini membuat costumers lebih gampang lagi. Orang dulu mau transfer 100 ribu dengan biaya Rp 6.500 udah enam persen itu biayanya. Sekarang hanya Rp 2.500 artinya turun jadi 2,5 persen. BI-Fast ini sangat mendorong pembayaran yang kecil-kecil," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement