REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke 48 di Solo, Jawa Tengah, akan mencetak sejarah baru. Salah satunya dengan kehadiran kegiatan-kegiatan pendukung seperti Muktamar Fair dan Muhammadiyah Innovation and Technology Expo (MITE).
Sekretaris Panitia Penerima Muktamar, Bambang Sukoco mengatakan, kegiatan ini akan dihelat di De Tjolomadoe. Merupakan bekas pabrik gula peninggalan Belanda yang ada di Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, pada 17-21 November 2022.
Pemilihan De Tjolomadoe tidak cuma didasarkan geografis sangat dekat sekitar 2,5 kilometer dari UMS, dan berada di Kilometer 5-6 Jalan Adisucipto, dari Manahan sampai De Djolomadoe. Tapi, direncanakan sebagai salah satu pusat penggembira.
Bambang memperkirakan, ketika pembukaan sepanjang Jalan Adi Sucipto itu penuh warga maupun simpatisan Muhammadiyah yang menghadiri Muktamar 48. Selain itu, secara filosofis pada zamannya merupakan salah satu tempat peradaban ekonomi.
Ia mengingatkan, Muhammadiyah dari masa ke masa tidak terlepas dari peradaban ekonomi. Dulu, pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan, menghidupkan Muhammadiyah dengan menggandeng kaum saudagar. Karenanya, memilih De Tjolomadoe sangat tepat.
"Bagaimana menghidupkan kembali De Tjolomadoe sebagai pusat peradaban ekonomi dengan menghadirkan para pedagang, para saudagar," kata Bambang, Kamis (1/9/2022).
Koordinator Panitia Muktamar Fair & MITE, Zainuddin Ahpandi menuturkan, muktamar kali ini membawa tiga yang baru. Selain Muktamar Fair dan MITE, dihadirkan pula Ekspo Virtual dan tiga ini jadi yang baru di Muktamar Muhammadiyah 'Aisyiyah 48.
Ia berharap, bisa terlaksana dengan baik sesuai perencanaan dan mudah-mudahan bisa diteruskan di Muktamar selanjutnya. Untuk Muktamar Fair dan MITE, semua pendaftaran dilakukan secara daring dan nantinya akan disiapkan 609 lapak.
Sebanyak 500 lapak disiapkan untuk Muktamar Fair dan 109 disiapkan untuk MITE. Kepesertaan kedua agenda terbuka untuk umum baik warga Muhammadiyah maupun non Muhammadiyah. Zainuddin melihat, antusiasme dalam Muktamar Fair sangat tinggi.
"Kita belum buka pendaftaran, warga Muhammadiyah maupun luar Muhammadiyah yang kontak-kontak sudah sekitar 300 orang, luar biasa antusiasnya," ujarnya.
Muktamar Fair diproyeksikan jadi ajang industri kreatif warga Muhammadiyah dari berbagai daerah Indonesia. Panitia Muktamar Fair dan MITE, Budi Nugroho menilai, pelaksanaan muktamar memang identik bazaar dan tanpa bazaar tentu terasa hambar.
Namun, kali ini panitia menggunakan istilah Muktamar Fair agar ada brand baru bagi muktamirin. Selain di De Tjolomadoe, Muktamar Fair akan diselenggarakan pula di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMS dampingan Pimpinan Pusat (PP) 'Aisyiyah.
"Untuk MITE nanti akan ada dari berbagai perguruan tinggi Muhammadiyah Aisyiyah serta SMA/SMK Muhammadiyah yang menyajikan berbagai inovasi dari masing-masing peserta," kata Budi.